Tiga lembaga sudah.
Dibuat untuk menuju berubah.
Majma' al Buhuts Wa al Ifta' pertama.
Ma'had 'Aliy insyaallah juga sudah dibuka.
Laboratorium Al Qur'an sudah direncana.
Semua menjadi perangkat percepatan pengkaderan ulama.
Dengan bimbingan para dosen yang punya himmah.
Segera bisa wujudkan UIN Malang Raya menjadi kelas dunia.
Dengan MBI bisa beri kontribusi.
Fatwa segala yang masih perlu dihukumi.
Sekaligus menjadi tempat berlatih mahasantri.
Bahsul masa'il diniyah yang pelik dan teliti.
Menjadi pendorong terus untuk mencari hukum terperi.
Membiasakan diri sebagai seorang ahli seperti kiyai.
Ma'had 'Aliy tingkat tinggi.
Pengkaderan dengan kompetensi.
Calon ulama cendikiawan yang mumpuni.
Dengan tafaqquh fiddin sebagai yang disitir wahyu ilahi.
Mereka yang akan meneruskan perjuangan para nabi.
Dengan kemampuan ilmu agama yang sangat tinggi.
Kompetensi kuliahnya di berbagai bidang keilmuan variasi.
Mereka ada yang dari prodi fisika, kimia, kedokteran, dan farmasi.
Apalagi yang berasal dari prodi-prodi agama dan MPI.
Sungguh sangat bisa diharapkan cetak seperti mulla yang syi'i.
Kita tetap mendidik para ulama yang beraliran sunni.
Bahkan model pemahaman Islam yang wasathy.
Oh.....insyaallah UIN Mulana Malik Ibrahim bisa saingi.
Perguruan-perguruan tinggi di dunia seperti al Azhar dan yang lain lagi.
Laboratorium al Qur'an.
Selain untuk kuatkan keilmuan.
Tetapi yang lebih penting implementasikan.
Doktrin wahyu Tuhan dalam kehidupan insan.
Membumikan ajaran konsep dan hapuskan kesenjangan.
Apa yang tertulis dan apa yang seharusnya menjadi kenyataan.
Al Qur'an harus terealisai dalan hidup dan kehidupan.
Bukan hanya diceramahkan dan diwacanakan.
Dengan laboratorium al Qur'an bisa menjadi harapan.
Firman Tuhan memang menjadikan dunia tentram.
Surabaya, 15-06-2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy