GEMA-Di UIN Malang, siapa yang tidak mengenal Klinik Ummi? Yap! Klinik yang berada di gerbang depan UIN Malang ini sering menjadi jujukan mahasiswa ketika sakit. Ummi sendiri ialah singkatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim. Klinik ini selalu tampak tidak begitu ramai, namun juga tidak begitu sepi. Seperti pantauan Gema pada Selasa (30/7). Ada satu dokter yang selalu standby di tempat, dia dr. Umik Lisa Desiyanti.
Klinik Ummi memiliki tenaga medis sebanyak empat orang yang terdiri dari satu kepala klinik yang juga dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, satu dokter, satu Asisten Apoteker dan staf administrasi. “Sebenarnya ada dokter gigi juga untuk Poli Gigi, tetapi sudah resign,” terang wanita berkacamata ini.
Untuk pelayanan, klinik ini dikhususkan untuk sivitas akademik UIN Malang. Syarat berobat sangat mudah. Untuk yang belum pernah berobat, diharuskan membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Sedangkan yang sudah pernah, membawa KTM dan kartu berobat. Bagaimana dengan biayanya? Gratis. “Ya, berobat disini itu tidak perlu mengeluarkan biaya. Cukup membawa KTM saja,” jelas dokter berparas cantik itu.
Dr. Lisa mengeluhkan kurangnya tenaga medis dan karyawan. “Bisa dilihat sendiri kan tadi pas ada pasiennya banyak, saya bantu asisten apotekernya, terus juga meriksa beberapa pasien,” keluhnya. Karenan kurangnya tenaga, jam buka klinik pun sering telat. “Iya, karena banyaknya pasien kita tutup terkadang tidak sesuai jam. Semisal buka jam delapan pagi baru tutup jam setengah satu siang. Lalu, buka lagi jam dua siang,” paparnya.
Ia menambahkan, sebenarnya peralatan di klinik ini lengkap. Namun, banyak obat yang kedaluwarsa karena jarang digunakan. Seperti obat bedah minor. “Sehingga kami belum sanggup melakukan bedah minor,” terangnya.
Dengan kondisi tersebut, dr. Lisa berharap agar pihak kampus dapat menambah staf di Klinik UMMI. “Agar klinik berjalan normal dan kami tidak kerepotan,” harapnya. (*/nd)
Reporter & Fotografer: Asrita