HUMAS-Senat Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) menyelenggarakan agenda pembahasan dan perumusan kebijakan. Forum yang dihadiri oleh seluruh anggota senat UIN Maliki Malang, para jajaran rektorat, para guru besar, jajaran dekanat, dan para pimpinan unit-unit universitas ini berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu(6-8/12) di The Singhasari Resort: Hotel and Convention, Kota Batu. Senin(6/12)
Dalam sambutannya, ketua senat UIN Maliki Malang, Prof. Muhtadi Ridwan menyampaikan seberapa penting adanya forum yang tujuannya tidak lain seperti apa yang menjadi kegiatan di dalamnya, yakni melakukan pembahasan terkait segala hal yang harus dirumuskan bersama-sama untuk menentukan kebijakan senat demi kemajuan dan perkembangan institusi/lembaga. Oleh karena itu, Prof. Muhtadi begitu sapaan akrabnya pun mengajak kepada seluruh tamu undangan yang hadir untuk bisa fokus, bekerjasama, berfikir keras, tepat dan cerdas dalam usaha menyusun program-program terbaik yang nanti menjadi kebijakan senat.
Selaras dengan apa yang disampaikan ketua senat, dalam arahannya rektor UIN Maliki Malang, Prof. Zainuddin, MA pun juga menegaskan bahwa terselenggaranya forum dari senat itu begitu penting untuk diikuti oleh para jajaran pimpinan mulai dari rektorat, fakultas dan unit-unit universitas. Sehingga Prof. Zain sapaan akrabnya itu mengharapkan keseriusan dan komitmen para peserta dalam forum tersebut agar aktif berdiskusi, membahas dan memberikan masukan, pemikiran, ide-ide kreatif dan inovatif sehingga muncul rumusan terbaik yang menjadi kebijakan senat dalam wujud program-program tertentu. Dimana program tersebut bertujuan tidak lain untuk melakukan regulasi, perubahan, perbaikan demi kemajuan dan pengembangan lembaga atau institusi.
"Semoga melalui forum yang penting ini, kita semua bisa bersinergi untuk mewujudkan visi universitas dengan menyesuaikan roadmap yang sedang berjalan hingga menghasilkan program kebijakan yang bisa dijalankan oleh rektor", pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Prof. Nur Syam, M. Si sebagai narasumber menjelaskan tentang peluang dan tantangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Era revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Profesor pendiri sekaligus direktur Nur Syam Center, Surabaya itu menyatakan bahwa kehidupan di era milenial ini dimulai dari kolaborasi sehingga bagi siapapun yang mampu berkolaborasi di berbagai aspek/lini maka dialah yang bisa menguasai.(ptt)