HUMAS – Pasca agenda tahunan Karantina Tahfizh Assyahrul Qur’any (SYAUQY) XIII yang diselenggarakan oleh Hai’ah Tahfizh Al-Qur’an UIN Malang, peserta, panitia, mustami’/ah dan semua yang terlibat dalam agenda SYAUQY XIII berhasil karungi kenangan yang kelak dinantikan hadirnya kembali. Closing ceremonial kegiatan melalui Ihtitam bukan menjadi akhir, akan tetapi disinilah awal kerinduan itu menyatu dalam kenangan.Minggu(29/1)
Keberhasilan acara ini temui banyak apresiasi, bahkan tak hanya dari kalangan internal UIN Malang kenangan indah menakjubkan itu diungkap oleh Istikomah, salah seorang peserta yang asal UIN Sunan Ampel Surabaya, “Seneng banget, dulu pas awal kesini gak kerasan, sedih, pokok seperti gak seru gitu, tapi lama-lama ternyata seru banget karena mungkin dulu belum kenal sama teman-teman jadi kelem tapi sekarang karena udah kanal dan akrab apalagi di kamar udah sefrekuensi selama sebulan keenakan sampe betah banget sebulan disini.”ujar Istikomah.
Satu bulan jalankan aktivitas bersama peserta dan panitia tabur kenangan manis adanya keluarga baru di SYAUQY, hal ini sesuai dengan penjelasan Ilham Febriansyah, Ketua Pelaksana SYAUQY XIII, “Selama satu bulan kita bersama baik peserta maupun panitia, kita tidak lagi orang yang saling kenal, kita tidak lagi orang yang sekedar teman akan tetapi kita adalah keluarga. Berkegiatan dari malam hingga malam kita lewati lika liku bersama di SYAUQY ini”, jelasnya.
Sesuai namanya, SYAUQY sukses penuhi album kenangan, lebih lanjut dari itu terselenggaranya agenda Karantina Tahfizh ini juga dapati apresiasi dari kalangan mustami’/ah, “SYAUQY tahun ini menjadi SYAUQY terbaik sepanjang saya ikut berpatisipasi dalam SYAUQY semenjak tahun 2017 saya jadi panitia, karena meskipun pesertanya paling sedikit dari sebelum-sebelumnya tapi kekeluarnganya mereka dapat, tidak hanya peserta tapi koneksi antara peserta dengan panitia mereka dapat, dan SYAUQY tahun ini paling banyak benefitnya.”, jelas M. Afif Izzuddin.
SYAUQY adalah momen berbenah diri yang baik, media untuk menjalin kebersamaan serta kesempatan untuk menciptakan suasana pesantren. Dengan dilaksakannya kegiatan SYAUQY maka peserta akan mampu merasakan kembali nikmat menjalankan kegiatan di pesantren. Ilham Febriansyah menjelaskan bahwa dilaksanakannya SYAUQY dengan segala kegiatan di dalamnya mulai dari harian, mingguan hingga bulanan adalah media penyatu antara peserta juga panitia, Ilham juga menambahkan bahwa panitia dan peserta dipertemukan oleh tujuan dan saat ini terpisahkan oleh impian, “Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan perpisahan menjadi awal dari adanya kerinduan.” Pungkas Ilham. (iwa/*)