UIN MALANG-Sembilan perwakilan Ketua LP2M dan Kepala Pusat Studi Pengabdian Masyarakat dari instansi ex-IAIN Sunan Ampel memenuhi undangan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pasalnya, tahun ini, kampus berlogo Ulul Albab ini akan menjadi host dari KKN Nusantara Persemakmuran Ex-IAIN Sunan Ampel. Artinya, para mahasiswa dari kesembilan kampus akan datang dan melakukan pengabdian masyarakat di area Malang. Untuk mengawali program tahunan tersebut, seluruh perwakilan mengikuti pembukaan Sarasehan Program Pengabdian KKN Nusantara Persemakmuran Ex-IAIN Sunan Ampel di Ruang Meeting Gedung Rektorat lt. 3, Rabu (1/3).
Mewakili pimpinan kampus, Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Dr. Isroqunnajah, M.Ag. hadir untuk menyambut para tamu dalam kunjungan akademis tersebut. Ia menyampaikan, sesuai dengan amanah Bupati Kabupaten Malang, maka program KKN harus fokus pada penyelesaian problem di masyarakat tujuan. Hal ini karena Kabupaten Malang menjadi objek KKN Nusantara Persemakmuran tahun 2023. Tujuan sarasehan hari ini adalah agar ada program dan pedoman yang jelas sebelum hari-H pelaksanaan KKN Nusantara Persemakmuran yang rencananya dilaksanakan pada Juli dan Agustus mendatang. "Mahasiswa hadir di tengah masyarakat untuk mengedukasi, berbagi apa yang sudah dipelajari, sesuai dengan kebutuhan di tempat tujuan," ujar Gus Is.
Sebagai tuan rumah, Kepala LP2M UIN Malang, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. menyampaikan pesan langsung dari Drs. Sanusi, Bupati Kabupaten Malang. "Ada dua kegiatan penting yang harus dimasukkan dalam program KKN, yakni Moderasi Beragama serta sosialisasi parenting dan pencegahan stunting," paparnya. Hal ini menyesuaikan dengan isu utama yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Tak hanya mendiskusikan KKN Nusantara, Prof. Agus meminta agar kesembilan PTKIN yang hadir juga membahas pelaksanaan KKN Luar Negeri. "Dari beberapa kunjungan yang saya lakukan, terbukti belum banyak yang melakukan pengabdian hingga mancanegara," imbuhnya.
Menutup sambutannya, Prof. Agus menekankan agar "Maju Bersama" harus menjadi prinsip instansi ex-IAIN Sunan Ampel. Karena, menurutnya, ketika semua kampus berkembang bersama, maka hasilnya akan semakin unggul. "Jika ada program kampus kita yang berhasil, tentu kita wajib berbagi dengan kampus lain agar diikuti dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas," pesannya.
Menurut Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Malang, KKN Nusantara Persemakmuran telah dilaksanakan keempat kalinya sejak 2018. Di tahun pertama, pengabdian dilaksanakan di Mataram, Propinsi NTB. Pada 2019, tujuan KKN beralih ke Samarinda. "Sedangkan pada 2020 dan 2021, program ini sempat vakum karena pandemi Covid-19," jelasnya. Baru pada 2022 dilanjutkan kembali setelah aturan PSBB mulai dilonggarkan dan KKN ditempatkan di Kabupaten Tulungagung. Ia berharap, sebagai host tahun 2023, UIN Malang dapat memanfaatkan kegiatan ini secara maksimal. Kesembilan Ex-IAIN Sunan Ampel yang berpartisipasi dalam KKN Nusantara Persemakmuran ini adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Mataram, UINSI Samarinda, IAIN Ponorogo, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN KHAS Jember, IAIN Kediri, IAIN Madura, dan UIN SATU Tulungagung. (nd)