HUMAS UIN MALANG – Dalam Penutupan Helatan AICIS 2023, Kamis malam (4/5/2023), Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) merangkum bahwa AICIS kali ini memang berfokus pada rekontekstualisasi fiqih, agar semata-mata tidak hanya dipahami sebagai hukum Islam, namun juga tentang bagaimana kita memandang Islam yang baik. Parallel Session terdiri dari 6 negara, Indonesia, Turki, United Kingdom, United States, Mesir, dan Australia. Terselenggara 441 parallel session, 4061 orang terdaftar dalam apikasi One Touch AICIS 2023, terdapat partisipan aktif 2751 orang, 461 paper, serta 55 jurnal. “Tidak ada paper yang tidak disubmit pada acara ini, akan sangat disayangkan paper sebagus ini bila disia-siakan” ucapnya.

Terakhir Closing Speech disampaikan oleh Dr. H. Zainut Tauhid Sa'adi, M.Si. selaku Wakil Menteri Agama RI. Dia berpesan tentang perlunya penyegaran mengenai pengetahuan islam, yang mana perkembangan zaman saat ini sangat pesat. “Umat islam saat ini sedang mengalami tantangan baru. Perkembangan teknologi dapat membentuk watak yang berbeda dari zaman sebelumnya. Sehingga diperlukan pakar pakar yang mumpuni agar islam selalu cocok di tempat manapun dan di zaman manapun. Sebagaimana sifat yang dicontohkan dari nabi muhammad yaitu rahmatan lil alamin, yang ramah, lembut dalam ajaran islam dan menjalani kehidupan ini” ujarnya.
Maraknya konflik dan peperangan, ekstrimisme berbalut islam, perdagangan, dapat dipecahkan dengan agama. Agama hadir sebagai problem solver, Islam dapat menjadi penawar dari permasalahan global. Piagam surabaya ditawarkan untuk penawar konflik-konflik tersebut dengan tujuan perdamaian dan perkembangan ajaran islam.