UIN MALANG-Temuan penelitian yang terbilang dangkal banyak kita temukan belakangan ini. Alhasil, suatu penelitian pun tuntas dengan tidak sempurna. Banyak sekali faktor yang menyebabkan hal ini. Prof. Dr. Roibin, M.HI. menyinggung isu tersebut saat menjadi narasumber dalam Workshop Integrasi Islam dan Sains di Rumah Singgah lt. 3, Sekolah Pascasarjana UIN Malang, Selasa (30/5).
Ia menuturkan, saat mengawali riset, seorang ilmuwan harus memiliki latar belakang keilmuan yang matang. Ketidakmatangan membuat pelaksanaan penelitian diawali dengan landasan yang kurang kokoh. Hasilnya pun tidak akan sempurna dan memiliki impact.
Permasalahan lainnya ialah, lanjut Prof. Roibin, masih melekatnya subjektivitas di pikiran Sang Peneliti. “Jika konteksnya penelitian, maka seseorang harus menghilangkan latar belakang ideologisnya,” jelas Guru Besar Bidang Studi Kajian Islam itu.
Ia memberi contoh, jika seorang ilmuwan Muslim ingin meneliti tentang studi keislaman, maka di situ ia tidak boleh hanya membagus-baguskan ajaran Islam. “Jika ada yang salah pada praktiknya, maka harus diungkapkan,” imbuhnya. Melaporkan hasil penelitian dengan sesungguhnya adalah tugas utama seorang peneliti. Bukan untuk tujuan menjatuhkan suatu ideologi, namun untuk menyampaikan apa sebenarnya yang terjadi di lapangan. (nd)