HUMAS UIN MALANG-Zat aditif makanan merupakan zat tambahan makanan yang disengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Bahan tambahan tersebut memiliki manfaat antara lain sebagai pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Wawasan dan pengetahuan tentang zat aditif perlu diberikan kepada masyarakat agar memiliki awareness terhadap gizi dan nutrisi makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Edukasi kepada masyarakat mengenai zat aditif makanan telah dilakukan oleh Dosen Kimia yang tergabung dalam program Qoryah Thoyyibah UIN Malang diantaranya Lilik Miftahul Khoiroh, M.Si, Ahmad Hanapi, M.Sc, Siska Eka Sartika, M.Si bersama beberapa mahasiswa Program Studi Kimia. Edukasi dilaksanakan bersama masyarakat RW 3 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang. Edukasi tentang zat aditif tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2023 yang bertempat di Balai RW 3 Kelurahan Tlogomas.
Selain edukasi mengenai zat aditif makanan dan bahaya yang ditimbulkan oleh zat aditif yang berbahaya, pemateri juga memberikan sosialisasi bahan-bahan alami yang ada di sekitar yang bisa digunakan sebagai pendeteksi adanya boraks dan formalin yang ada dalam makanan. Bahan-bahan yang ada di dapur yang dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks antara lain kunyit dan bunga telang, sedangkan untuk mendeteksi adanya formalin adalah getah papaya muda.
Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti edukasi tersebut. Setelah pemateri memberikan presentasi tentang zat aditif makanan, masyarakat baru menyadari bahwa selama ini mereka kurang peduli terhadap gizi makanan yang mereka sediakan buat keluarga. Makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat ternyata banyak yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang ditambahkan oleh produsen. Dengan mengikuti acara tersebut, masyarakat lebih memahami dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan memperdulikan gizi makanan yang dikonsumsi dan perlu pilah dan pilih makanan yang dikonsumsi, karena segala penyakit berawal dari makanan yang dikonsumsi.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan praktek secara langsung cara mendeteksi boraks dan formalin yang ada dalam makanan. Dengan demikian masyarakat tahu metode dan cara pembuktian, proses serta reaksi yang terjadi jika boraks dideteksi dengan menggunakan kunyit dan formalin dideteksi dengan getah papaya muda, sehingga ibu-ibu PKK balai RW 3 kelurahan Tlogomas dapat langsung praktek di rumah masing-masing dan diamalkan untuk kesejahteraan keluarganya. Kunyit jika direaksikan dengan natrium boraks, awalnya berwarna kuning akan berubah warna menjadi coklat atau coklat kemerahan hal ini karena natrium boraks memiliki pH basa sedangkan kunyit mengandung senyawa antosianin sehingga ketika antosianin bereaksi dengan senyawaan yang bersifat basa maka antosianin pada kunyit akan berubah warna dari kuning menjadi coklat kemerahan. Begitu halnya dengan bunga telang, yang awalnya berwarna biru akan berubah warna menjadi hijau ketika bereaksi dengan natrium boraks. Sedangkan getah papaya jika direaksikan dengan makanan yang mengandung formalin maka getah papaya tersebut akan segera menggumpal.