Konferensi Internasional: Dialog Lintas Agama untuk Rekonsiliasi dan Ketahanan Asia Tenggara
Abadi Wijaya Minggu, 20 Oktober 2024 . in Berita . 416 views
8018_foto-bersama.jpg

HUMAS UIN MALANG – Sabtu (19/10), Institute of Science Innovation and Culture, Rajamanggala University of Technology Krungthep, bekerja sama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menggelar International Conference on Interreligious Dialogue for Reconciliation and Resilience: Southeast Asia Focus. Acara ini berlangsung di Lee Garden Resort Hatyai, Songkhla, Thailand, dan menarik perhatian para praktisi, akademisi, serta pemimpin agama dari berbagai negara, termasuk Slovenia, India, Sri Lanka, Myanmar, Indonesia, dan Libya.

Sebagai co-organizer, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menghadirkan sejumlah akademisi terkemuka yang mempresentasikan penelitian mereka. Di antara para pembicara adalah Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag., Dr. Isroqunnajah, M.Ag., Prof. Dr. Sri Harini, M.Si., Prof. Dr. Langgeng Budianto, M.Pd., Prof. Dr. Achmad Khudori Sholeh, M.Ag., Prof. Dr. Sudirman Hasan, M.A., Dr. Hj. Sulalah, M.Ag., Dr. M. Yunus, M.Si., Drs. Basri, Ph.D., dan Jamilah, Ph.D.

8019_penyerahan-cindera-mata.jpg

Dalam pidato pembukaan, Dr. Kamol Rodklai, Ketua Komite Pendidikan, Penelitian, Sains, dan Inovasi (Senat Thailand), menekankan bahwa dialog antaragama memiliki peran vital sebagai jembatan untuk menciptakan harmoni. Dengan membangun pemahaman bersama, menghargai perbedaan, dan mengurangi stereotip, kita dapat mengatasi konflik serta mendorong kolaborasi di bidang sosial dan pendidikan. “Pendidikan adalah alat utama untuk menciptakan inklusivitas, toleransi, dan empati. Dialog terbuka memberikan peluang untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi antarbangsa,” ujar Dr. Kamol.

Assoc. Prof. Dr. Pichai Janmanee, Presiden Rajamanggala University of Technology Krungthep, menyambut hangat para peserta multikultural dari 15 negara yang hadir. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada UIN Malang atas kemitraan yang kuat melalui program interreligious dialogue. “Melalui inisiatif ini, kita tidak hanya membahas perbedaan keyakinan, tetapi juga memperkuat pemahaman serta penghargaan terhadap perspektif yang beragam. Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan akademik yang inklusif, di mana setiap suara didengar dan dihargai,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Prof. Zainuddin dari UIN Malang menggarisbawahi pentingnya moderasi beragama sebagai kunci dalam menciptakan kedamaian di tengah keberagaman. Menurutnya, moderasi beragama tidak hanya berbicara tentang toleransi, tetapi juga tentang saling menghormati dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap keyakinan. "Melalui dialog dan kolaborasi, kita bisa membangun jembatan antaragama dan menciptakan lingkungan yang inklusif," kata Prof. Zainuddin. Beliau juga menyampaikan harapan agar konferensi internasional berikutnya dapat dilaksanakan di UIN Malang.

8020_prof-zainuddin.jpg

Gubernur Provinsi Songkhla, Mr. Rungroj Laesup, turut memberikan sambutan, menyatakan harapannya agar konferensi ini menjadi ajang produktif untuk berbagi ide, pengalaman, dan strategi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif serta mendorong harmoni di tengah keberagaman.

Assoc. Prof. Charn Tanadngarn, Ketua Dewan Universitas Rajamanggala, juga menambahkan bahwa konferensi ini merupakan milestone penting dalam membangun pemahaman bersama yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Konferensi diakhiri dengan penyerahan cinderamata kepada para keynote speaker, menandai suksesnya acara ini yang tidak hanya memperkuat rekonsiliasi dan ketahanan antaragama di Asia Tenggara, tetapi juga memperdalam dialog dan kolaborasi antarbudaya.

Reporter: Azman Fawwazi

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up