HUMAS UIN MALANG-Kuala Lumpur, 25 April 2025 — Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) saat ini menjalani proses pemindahan kegiatan belajar ke Gedung Gurudwara Sahib Dharamsala, sehubungan dengan renovasi gedung utama yang tengah berlangsung. Mahasiswa kelompok KKM UIN Malang di sana ikut andil dalam menghadapi tantangan tersebut. Pemindahan ini dilakukan sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan dalam jangka panjang. Meski demikian, transisi ini tidak lepas dari sejumlah hambatan, terutama menyangkut efektivitas jalannya proses pembelajaran. Terbatasnya ruang belajar di lokasi sementara membuat pihak sekolah menerapkan sistem shift atau giliran kelas, yang mempengaruhi jadwal belajar para siswa dan siswi.
Sebagian siswa menyampaikan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri, khususnya yang memperoleh jadwal belajar di siang hari. Waktu belajar yang berubah membuat mereka harus beradaptasi dalam membagi waktu antara kegiatan sekolah dan waktu istirahat di rumah. Di sisi lain, guru juga harus mengatur ulang strategi pembelajaran agar materi tetap tersampaikan secara maksimal di waktu yang terbatas.
Kepala Sekolah SIKL Ibu Frini Napasti, menjelaskan bahwa pihak sekolah terus berusaha semaksimal mungkin agar kualitas pendidikan tetap terjaga selama masa adaptasi ini. “Kami menyadari adanya keterbatasan sarana saat ini, tetapi kami tetap berupaya memberikan yang terbaik demi kelancaran proses belajar siswa,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara guru, siswa, dan orang tua dalam menghadapi masa transisi ini.
Selain persoalan waktu dan ruang, sejumlah kendala teknis turut muncul, seperti belum tersedianya laboratorium, koneksi internet yang kurang stabil di beberapa area, serta ruang istirahat guru yang terbatas. Kendati demikian, semangat para pendidik khususnya dengan adanya kehadiran mahasiswa UIN Malang di sana menambah rasa untuk terus mengajar dan mendampingi siswa tidak surut. Meski menghadapi berbagai tantangan, ada juga sisi positif dari pengalaman ini. Beberapa siswa merasa suasana belajar yang baru memberi pengalaman berbeda dan memperluas wawasan mereka. “Walaupun awalnya cukup berat, kami jadi belajar untuk lebih fleksibel dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru,” tutur seorang siswa kelas XI.
Pihak sekolah berharap proses renovasi bisa selesai tepat waktu agar kegiatan belajar dapat kembali dilaksanakan di gedung utama dengan fasilitas yang lebih baik. Evaluasi secara berkala terhadap sistem shift juga akan dilakukan agar selama masa pembelajaran di lokasi sementara, efisiensi dan kenyamanan siswa tetap menjadi prioritas. Dengan adanya dukungan dari seluruh elemen sekolah, baik guru, siswa, maupun orang tua, SIKL optimis dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan menjadikannya sebagai pengalaman belajar yang berharga, tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam hal ketahanan dan adaptasi diri.
Editor: M.Syahri R.
Kontributor: Dinda