Unggul, kata yang begitu mendominasi sambutan Rektor UIN MALIKI Malang saat menjelaskan tentang visi dan misi Univeristas pada acara Pengenalan Akademik (OPAK) mahasiswa baru tahun akademik 2010/2011. Tak terhitung kata ‘unggul’ itu diulang sepanjang pidato yang memukau seluruh mahasiswa baru di Gedung Student and Sport Center itu. Jika menggunakan perspektif Analisis Isi (Content Analysis), dapat dijelaskan dengan gamblang tentang dunia batin Rektor, yakni sebuah cita-cita luhur untuk mengantarkan UIN MALIKI Malang menjadi perguruan tinggi Islam yang tidak saja maju, tetapi unggul di semua bidang.
Apa maknanya ‘unggul’? Unggul artinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh yang lain. Universitas unggul artinya universitas yang memiliki kelebihan di semua komponen atau rukunnya dibanding dengan perguruan tinggi lain, mulai dari aspek konsep keilmuan, dosen dan tenaga administrasi, sarana dan prasarana, manajemen, hingga proses pembelajarannya. Karena itu, jika UIN MALIKI Malang ingin ‘unggul’ di jajaran perguruan tinggi di Indonesia, maka UIN MALIKI Malang harus memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh semua perguruan tinggi lain di Indonesia. Begitu pula jika UIN MALIKI Malang ingin unggul di tingkat dunia, maka UIN MALIKI Malang harus memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki perguruan-perguruan tinggi lain yang sudah masuk ranking dunia.
Bisakah cita-cita itu terwujud? Banyak yang meragukan, termasuk salah seorang mahasiswa baru yang mengaku dari Madura yang beranggapan bagaimana mungkin UIN MALIKI Malang akan masuk sebagai perguruan tinggi tingkat dunia toh buktinya hanya mereka yang berduit saja yang bisa masuk dan kuliah di UIN MALIKI Malang. Dibanding dengan perguruan tinggi lain di Yogyakarta, beaya masuk dan kuliah di UIN MALIKI Malang lebih mahal. Dengan tegas Rektor menjawab bahwa UIN MALIKI Malang bukan perguruan tinggi murahan yang diisi oleh orang-orang tak berduit. UIN MALIKI Malang adalah perguruan tinggi Islam kelas atas yang hanya mau menerima mereka yang berduit dan berkualitas. Apa mungkin kualitas unggul bisa diraih dengan murahan? , tanya Rektor.
Mahasiswa itu jelas belum paham bahwa sebagai perguruan tinggi Islam, UIN MALIKI Malang menghargai mereka yang berprestasi tinggi. Misalnya, mahasiswa yang hafal al Qur’an mulai 10 juz ke atas memperoleh penghargaan bebas beaya SPP selama studi. “Jadi mereka yang miskin ,tetapi berprestasi memperoleh tempat tersendiri”, papar Rektor. Tidak ada tempat bagi yang tidak berprestasi, apalagi miskin’, begitu lanjut Rektor.
Kembali ke masalah unggul. Ditilik dari konsep atau paradigma keilmuan yang dikembangkan UIN MALIKI Malang jelas memiliki keunggulan. Paradigma integrasi yang memandang ilmu pengetahuan Islam secara komprehensif --- tidak terbatas pada masalah tarbiyah, syari’ah, dakwah, ushuluddin dan adab, melainkan juga sains, teknologi dan seni---jelas menggambarkan pemahaman yang utuh tentang bangunan ilmu pengetahuan, sekaligus sebagai tawaran baru untuk melahirkan produk pendidikan yang utuh. Meminjam istilah dalam filsafat ilmu, bangunan pengetahuan keislaman konvensional dipandang ‘deskriptif’, sehingga secara aksiologis tidak akan membawa dampak kemajuan yang berarti. Kemajuan hanya bisa diraih lewat ilmu pengetahuan yang bersifat ‘preskriptif’, yakni yang bersifat ‘know how’, seperti teknologi. Tetapi bukan berarti ilmu deskriptif tidak penting. Ilmu pengetahuan deskriptif dan preskriptif dikembangkan secara beriringan.
Konsep keilmuan integratif inilah yang saat ini sedang dikembangkan oleh UIN MALIKI Malang. Melalui cita-cita ‘unggul’, UIN MALIKI Malang sejatinya bertekad ingin mengembalikan kejayaan peradaban Islam pada abad ke 8 sampai 15 melalui model pendidikan integratif, yakni memadukan Islam dengan sains, teknologi dan seni. Pada kurun waktu itu, Islam tidak saja hadir sebagai ajaran agama tetapi juga peradaban besar karena peran para filsuf muslim kenamaan seperti Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Al-Kindi, Al- Farobi, Al-Ghazali, dan lain-lain. Selain menguasai filsafat, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd menguasai ilmu kedokteran. Di bidang matematika, ada ilmuwan hebat seperti Umar Al-Farukhan yang dikenal sebagai peletak dasar pembangunan kota Bagdad di Irak, dan Al-Khawarizmi yang mengembangkan ilmu aljabar dan menemukan angka 0. Peradaban Islam itu berpengaruh sangat kuat ke peradaban Barat.
Dalam konsep keilmuannya, UIN MALIKI Malang memandang ilmu secara holistik, tidak terfragmentasi secara dikotomik sehingga ada ilmu agama dan ilmu non-agama. Di zaman keemasan Islam, ilmu tidak dikaji secara terkotak-kotak, sehingga lahirlah ilmuwan-ilmuwan multidisipliner seperti disebutkan di muka. Mereka tidak saja ahli di bidang filsafat, tetapi juga bidang kedokteran, matematika, kimia, seni dan juga agama, sehingga menjadi pribadi utuh. Itulah produk pendidikan yang ingin dihasilkan oleh UIN MALIKI Malang.
Cita-cita itu akan terwujud jika dimulai dengan keberadaan dosen yang hebat . Dosen merupakan tiang penyangga utama Universitas. Hanya di bawah asuhan dosen-dosen yang hebat akan lahir lulusan yang hebat. Dosen yang hebat adalah tenaga pengajar yang menguasai bidang keahliannya sampai tingkat puncak, karyanya ilmiahnya banyak, dan memberikan kontribusi pemikiran ke masyarakat luas mengenai berbagai persoalan dan dinamika sosial yang terjadi. Secara formal ditandai dengan tingkat pendidikan tinggi (doktor dan guru besar).
Bagi UIN MALIKI Malang upaya itu telah dilakukan. Dari 297 dosen tetap, 60 orang di antaranya telah berpendidikan doktor di berbagai bidang ilmu. Berarti jumlah doktor di UIN MALIKI Malang telah mencapai angka 20 %. Selebihnya sedang menyelesaikan penulisan disertasi dan kuliah S3. UIN MALIKI Malang menargetkan dalam waktu tidak lama semua dosen berpendidikan doktor. Jika semua telah berpendidikan doktor, dan mereka memiliki komitmen yang tinggi dalam pengembangan keilmuan masing-masing melalui penelitian ditunjang dengan situasi dan iklim akademik yang kondusif, maka mereka akan menjadi lokomotif pengembangan Universitas. Cita-cita menjadikan UIN MALIKI Malang sebagai perguruan tinggi yang mengembalikan masa kejayaan peradaban Islam bukan impian.
Keunggulan dalam pengembangan ilmu itulah yang selalu didengung-dengungkan oleh Rektor di berbagai kesempatan. UIN MALIKI Malang lahir tidak dengan tujuan, melainkan dengan misi utama mengembalikan kejayaan peradaban Islam. Karena itu, berbagai konsep pemikiran baru dalam pengembangan pendidikan Islam harus terus dilahirkan dari Universitas ini. Itulah Unviersitas unggul !
_________
Malang, 18 Agustus 2010