HUMAS-Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan(FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali mengaharumkan nama kampus Islam yang berlogo Ulul Albab di tingkat nasional. Kali ini melalui perwakilan tim mahasiswa jurusan farmasi angkatan tahun 2018, berhasil meraih juara dua/ runner up dalam ajang Lomba Video Entrepreneur National Entrepreneurship Festival 2022. Lomba yang mengusung tema “Optimalisasi Media Digital untuk Membangun Bisnis yang Brilian, Kreatif dan Unik dalam Persiapan Menghadapi Era Endemik” diselenggarakan oleh Unit Kegiatan mahasiswa Kewirausahaan Universitas Negeri Yogyakarta(UNY).Jumat(10/6)
Perlombaan tersebut diaktualisasikan dalam bentuk video terkait inovasi dan gagasan sebuah sistem enterpreneur dengan sentuhan teknologi dan media digital. Kemudian tim dari FKIK UIN Maliki Malang terdiri dari tiga mahasiswa, yakni Nur Afifah, Damas Raja Alvinnu F., dan Sela Ardhisa Rosalind dengan berorientasi jaminan mutu kesehatan, berinovasi membuat sebuah sistem digital kesehatan berupa "DrugCare". Sebuah platform yang menjadi ekosistem pelayanan kesehatan secara digital mulai dari hulu hingga hilir. Sistem itu mengintegrasikan seluruh tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, serta produk kesehatan untuk pemerataan dan pelayanan kesehatan.
“Banyak fitur yang dilahirkan dalam aplikasi ini, tujuan dari pembuatan aplikasi ini juga mendukung Indonesia Emas 2045 dan SDGs 2030 ketika bicara SDM yang berkualitas dan berdaya saing harus ditopang dengan kesehatan yang terjamin”, jelas Damas, mahasiswa yang pernah menjabat Sekjend Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia.
Lanjut, masih kata Damas saat dikonfirmasi via WA bahwa munculnya ide terkait aplikasi itu adalah kesadaran dari anggota tim sebagai kader-kader kesehatan Ulul Albab ingin turut serta dalam melahirkan sebuah inovasi pada sistem kesehatan Indonesia. Belajar dari pandemi covid-19 dimana terdapat berbagai permasalahan seperti masalah penyakit yang persisten, kurangnya optimalisasi layanan primer kesehatan, permasalahan dalam distribusi obat dan alat kesehatan yang kurang distribusi secara merata serta terjadinya kelangkaan dalam sediaan sediaan vital tersebut.
“Oleh karena itu, Kami berharap gagasan dan konsep ini nanti ke depannya bisa berkolaborasi dan bekerjasama antar lembaga pendidikan, pemerintah, dan stakeholder lainya untuk realisasi ekosistem digital pelayanan kesehatan”,pungkasnya.(dms/ptt)