UIN MALANG-Dalam Workshop Penyusunan Roadmap Tema Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Syaiful Mustofa, M.Pd., MA., Ketua Pusat Pengabdian Masyarakat, menyampaikan perubahan konsep KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa). Hal ini ia sampaikan pasca mengikuti Konferensi Pusat Pengabdian Masyarakat se-Indonesia. Hasil konferensi menyatakan, KKM akan dirubah menjadi KKN (Kuliah Kerja Nyata), sebuah istilah yang familiar dipakai beberapa tahun lalu. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan pimpinan mengenai perubahan ini.
Perubahan nama juga diikuti dengan perubahan tata laksana program pemberdayaan mahasiswa ini. Jika sebelumnya, KKM hanya dilaksanakan sekali dalam satu periode kalender akademik, maka KKN dilaksanakan selama lima kali dengan jenis program, alokasi waktu, dan bobot SKS yang beragam.
Ada beberapa skema KKN yang ditetapkan dan dapat dipilih oleh mahasiswa. Setiap skema, memiliki kualifikasi dan bobot yang berbeda. Sehingga, Syaiful menyatakan agar mahasiswa dapat menimbang dan memilih sesuai dengan kapasitasnya. Berikut ini adalah skema-skema KKN yang dijelaskan oleh Syaiful selaku Penanggung Jawab kegiatan pengabdian masyarakat di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
KKN Reguler. Konsep KKN jenis ini masih sama dengan KKM yang pernah dilakukan mahasiswa terdahulu. Dilaksanakan selama sebulan, pihak LP2M menetapkan tiga wilayah utama yang bisa dipilih mahasiswa. Ketiga lokasi yang telah bermitra dengan kampus berlogo Ulul Albab ini ialah, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang. KKN Reguler berbobot 2 SKS.
KKN-DR (KKN-Dari Rumah). Model ini telah diterapkan sejak pandemi Covid-19. Lokasi pelaksanaan disesuaikan dengan domisili mahasiswa, yakni seluruh Indonesia. Jika mahasiswa berasal dari luar negeri, maka pelaksanaannya pun di negaranya masing-masing. KKN-DR berbobot 2 SKS dan dilaksanakan selama sebulan penuh.
KKN-MBKM (KKN-Merdeka Belajar, Kampus Merdeka). Skema ini merupakan amanah dari Kementerian Pendidikan yang memang sedang mencanangkan Kampus Merdeka. Berbeda dengan 2 skema sebelumnya, KKN-MBKM dilaksanakan selama 1 semester atau 4 bulan penuh. Karenanya, KKN ini berbobot 20 SKS. Pembagiannya ialah, 2 SKS untuk nilai KKN, sedangkan 18 SKS akan dikonversi sesuai dengan mata kuliah di jurusan masing-masing. Lokasi untuk KKN-MBKM akan diumumkan di kemudian hari sesuai dengan para mitra yang telah bekerjasama dengan UIN Malang.
KKN Kolaborasi. Ada dua jenis KKN-Kolaborasi. Pertama, Kolaborasi Ex-IAIN Sunan Ampel. Saat ini, skema KKN kolaborasi yang pertama tengah berjalan di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek selama sebulan. Kedua, Kolaborasi PTKIN se-Indonesia. Lokasi KKN model ini ialah di Papua dan dilaksanakan selama sebulan. Ketiga, KKN Internasional. Sesuai namanya, KKN jenis ini akan dilaksanakan di luar negeri. Pelaksanaan KKN lebih lama dibanding dua KKN Kolaborasi lainnya, yakni 3 bulan. Mahasiswa yang menempuh KKN Kolaborasi Internasional, juga sekaligus melaksanakan PKL (Praktik Kerja Lapangan) sesuai bidangnya. Lokasi yang ditetapkan ialah di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Kamboja, Thailand, Singapura, dan lainnya.
Tak hanya keempat jenis KKN di atas, ada pula KKN yang bekerjasama dengan beberapa kementerian di Indonesia yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Seluruh KKN yang bekerjasama dengan kementerian dilaksanakan selama dua bulan dan dapat diakui oleh kampus sebagai nilai KKN.
Pertama, Program Pejuang Muda. Ini merupakan program yang dirancang Kementerian Sosial. Kedua, Duta Perubahan Prilaku. Program ini merupakan besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya, Program Gotong Royong. Ini merupakan program unggulan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Yang terakhir ialah Ekspedisi Nusantara. Ini merupakan program KKN besutan Menko Kemaritiman. (nd)