HUMAS-Era milenial tidak bisa lepas dari eksistensi digital. Tidak hanya di bidang Media sosial(medsos) namun berbagai aspek kehidupan mulai dari ekonomi, industri, budaya, pariwisata hingga pada aspek pendidikan. Apabila difokuskan pada pendidikan maka ada satu kebutuhan unit yang paling penting sebagai sarana pembelajaran yakni unit penerbitan buku dan perpustakaan. Apalagi di level pendidikan tinggi, oleh karena itu Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) mengadakan Forum Grup Discussion (FGD). Acara yang diinisiasi oleh UIN Press ini mengusung tema "Prospek Digital Publishing Menuju World Class University". Bertempat di Aula Lt. 2, Gedung Perpustakaan Pusat UIN Maliki Malang. Hadir saat acara sekaligus sebagai peserta, yakni para Dekan, para wakil dekan bidang akademik, para kaprodi dan para kepala unit lainnya serta staf UIN Press.Kamis(16/6)
Perpustakaan merupakan salah satu unit terpenting di dalam lingkungan pendidikan tinggi. Di situlah terdapat banyak koleksi buku sebagai bahan literasi bagi pengguna terutama para pembaca. Tidak hanya mahasiswa tetapi dosen pun masih selalu membutuhkan buku. Oleh karena itu, perpustakaan diamanahkan untuk update dan menambah koleksi bukunya. Seiring dengan perkembangan zaman apalagi era digital saat ini, minat baca masyarakat seharusnya dapat tumbuh karena media literasi kini makin beragam. Hal ini sejalan dengan perkembangan konten digital, salah satunya buku digital. Hal itulah yang disampaikan oleh Sulasmo Sudharno sebagai pengantar materi diskusi saat menjadi narasumber pada FGD tersebut.
Pada kesempatan kali ini, CEO sekaligus pendiri Aksaramaya itu memaparkan sejumlah pernyataan yang menjadi topik bahasan di FGD. Hingga pada salah satu inti diskusi, Lasmo begitu sapaan akrabnya ini memberikan saran bahwa dalam usaha mengimbangi perkembangan dunia buku digital, UIN Press harus berani bertransformasi sebagai penerbit kampus yang selain bergerak linier dengan aspek akademis namun juga ikut mensupport potensi bisnis. Berpijak pada konsep era milenial bahwa dunia buku digital diprediksi akan lebih menguntungkan dibanding buku cetak. Hal tersebut bisa dilakukan UIN Press dengan meningkatkan value terkait pengalaman digitalnya(digital experience).
Selain itu di UIN Press perlu membangun regulasi baru. Hal ini sangat penting apabila nantinya telah memiliki pelatihan khusus yang berstandart, misalnya: pelatihan menulis, ilustrasi, editor, desain cover, dll. Hingga para lulusan pelatihan itu bisa mendapatkan bukti keikutsertaan berupa sertifikat yang resmi dan diakui di LSP.
Sedangkan dalam digital publishing, UIN Press akan memiliki multi peran yakni pertama dalam hal pendampingan penerbitan buku, yakni berperan sebagai penyedia jasa editor, ilustrator, desainer cover untuk mendampingi penulis menerbitkan buku. Kedua, sebagai penerbitan buku, yakni berperan memilih naskah buku, kontrak kerjasama dengan penulis buku dan penerbitan isbn. Ketiga, peran sebagai pemasaran buku, yakni buku-buku yang telah diterbitkan lanjut dipasarkan ke perpustakaan digital dan marketplace lainnya.
Proses transformasi UIN Press nantinya akan menjadi perkembangan yang unik dan sangat menarik. Mengingat dari fase cetak manual menuju ke dunia digital maka akan semakin kuat eksistensinya dan kuat manfaatnya. Tidak hanya bagi pelajar, guru, mahasiswa dan dosen namun pembacanya sampai kepada masyarakat millenial. Selain memberikan akses kemudahan, UIN Press pada waktunya nanti bisa menjadi refrensi dalam bidang perkembangan publikasi secara digital bagi instansi-instansi lainnya dan pastinya mendukung visi kampus UIN Maliki untuk menuju World Class University.(ptt)