UIN MALANG-Pusat Publikasi Ilmiah, LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan workshop lanjutan Pendampingan Percepatan Indeksasi Scopus, Selasa (9/8). Sesi sebelumnya (14/7), para pengelola 8 jurnal ilmiah yang ditarget untuk submit indeksasi Scopus telah melakukan presentasi di hadapan narasumber, Prof. Dr. Istadi, ST., MT. mengenai kondisi jurnal masing-masing. Sesuai saran dari narasumber, para pengelola lalu diminta untuk memperbaiki dan menambahi yang diperlukan agar layak di hadapan asesor Scopus. Maka, sesi kedua kali ini akan diisi dengan apa saja yang sudah diperbaiki oleh pengelola jurnal.
Hadir untuk membuka acara, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. optimis akan ada lagi jurnal terindeks Scopus di UIN Malang. Meski tidak semua 8 jurnal yang ditarget akan submit untuk penilaian, ia yakin tak hanya satu yang layak lolos Scopus. “Prosesnya bisa panjang, kadang juga bisa sangat cepat. Diterima atau tidak adalah bagian dari proses,” paparnya.
Menyerahkan jurnal ilmiah untuk indeksasi Scopus, lanjut Prof. Umi merupakan upaya UIN Malang untuk internasionalisasi universitas. “Tahun 2025 hingga 2030, fokus UIN Malang adalah international recognition,” jelas guru besar di Fakultas Syariah tersebut. Untuk mewujudkan visi besar tersebut, jurnal ilmiah dianggap sebagai ujung tombak.
Jajaran pimpinan UIN Malang, masih kata Prof. Umi, sangat concern terhadap kualitas jurnal-jurnal ilmiah di kampus. Ia ingin, workshop serupa secara berkala dihelat oleh Pusat Publikasi Ilmiah, agar jurnal-jurnal yang masih mati suri dapat hidup kembali. Menurutnya, cita-cita kampus tidak bisa hanya diperjuangkan oleh kalangan tertentu. “Seluruh sivitas akademik UIN Malang punya kewajiban yang sama untuk mewujudkan cita-cita kampus,” tegasnya. (nd)