HUMAS-Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang selama tiga hari kedepan menggelar workshop kurikulum berbasis ulul albab, moderasi beragama dan nilai-nilai anti korupsi sebagai bentuk konkrit merespon intruksi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar PTKIN bisa menjadi pusat pengembangan moderasi. Senin (22/8).
Kegiatan yang diinisiasi Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag ini diikuti oleh semua tenaga pendidik yang mengampu mata kuliah umum (MKU) dan mata kuliah kekhasan universitas (MKKU) di semua fakultas.
Dalam sambutannya, Prof. Umi sapaan akrab Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag menyatakan bahwa sesungguhnya PTKIN diharapkan menjadi pusat pengembangan moderasi dalam perspektif Islam. "Moderasi Beragama sebagai salah satu isu utama dalam aktivitas belajar mengajar, riset, dan pengabdian masyarakat, dengan fokus pada kajian keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan," paparnya.
Pandangan ini, kata Prof. Umi disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar perguruan tinggi bisa melakukan pencegahan radikalisme melalui kurikulum MKU dan MKKU ini. Untuk itu, UIN Maliki Malang terus berupaya membangun komitmen dan konsisten dalam mengimplementasikan kurikulum pembelajaran bermuatan Moderasi Beragama dan anti korupsi. "Workshop kurikulum berbasis ulul albab dan moderasi beragama ini dimaksudkan untuk mereview ulang MKU dan MKKU yang jumlah keseluruhannya ada sebelas mata kuliah," paparnya.
UIN Maliki Malang, tambah dia, sejatinya sudah menerapkan kurikulum anti radikalisme melalui pembentukan mahasiswa berkarakter ulul albab dengan indikator memiliki kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional. "Mahasiswa baru UIN Maliki Malang ditempa di ma'had al-Jam'iah selama setahun untuk membekali mahasiswa dengan kajian keagamaan, ta'lim afkar, tahsin al-Qur'an, fiqih praktis, pengembangan bahasa, dan sejumlah program untuk membangun kedalaman spiritual dan keagungan akhlak mahasiswa ," terangnya.
Mantan Direktur Pascasarjana ini menambahkan, pendidikan berwatak moderat di UIN Maliki Malang dilaksanakan melalui pembelajaran yang terukur, baik mencakup pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Indikator karakter moderat menunjukkan sikap komitmen kebangsaan & cinta NKRI, anti kekerasan dan radikalisne, toleransi dan menghargai budaya/ kearifan lokal," jelasnya.
Melalui workshop ini, mudah-mudahan, doanya, Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita semuanya dan meneguhkan komitmen kita untuk melahirkan lulusan berkarakter ulul albab dan moderat," harapnya.
Sementara itu, Rektor UIN Maliki Malang Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA dalam sambutan pembukaan menegaskan bahwa kurikulum yang diterapkan di UIN Maliki Malang sudah mengimplementasikan wujud pembelajaran berkarakter ulul albab. Apa yang diharapkan oleh Menteri Agama ini sudah termaktub dalam pendidikan berkarakter ulul albab ini. "Sebetulnya Ulul Albab ini di dalamnya mengandung kebaikan dan anti kejahatan," jelasnya.
Moderasi beragama, kata dia, masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)
selain itu juga ada KKNI, MB-KM, serta basis ulul albab. Untuk persoalan integrasi sains dan Islam di UIN Maliki Malang sudah selesai. Akan tetapi, semua tenaga pendidik di lingkungan UIN Maliki Malang harus memahami konsep integrasi keilmuan di UIN Maliki Malang. "Saya berharap kegiatan workshop ini memperoleh produk dan konsep keilmuan yang betul-betul komprehensif. Selamat dan sukses terselenggaranya workshop kurikulum berbasis Ulul albab, moderasi dan anti korupsi. Semoga dapat melahirkan kurikulum dan RPS yang dapat diimplementasikan dengan baik," harapnya.
Ketua senat UIN Malang, Prof. Dr. H. Muhtadi Ridwan menekankan pentingnya lembaga yang menangani secara khusus pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran, termasuk yang akan mengawal MKU dan MKKU ini di UIN Maliki Malang. "Senat akan terus support upaya-upaya memajukan kampus kita tercinta menuju perguruan tinggi unggul dan bereputasi internasional," paparnya di akhir pembukaan workshop tersebut.