HUMAS-Agus Mulyono, dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menjadi panelis dada AICIS 2022. Tampil di room meeting 8 Fakultas Syariah UIN Mataram Lombok di hari kedua, Jumat (21/10).
Agus mempresentasikan makalahnya yang berjudul Development of Qirbah Made of Goats, Cow and Buffalo Skin to Increase Drinking Water Quality (Effort to Community the use of Qirbas and Reduce the use of Plastic)
Menurut Agus, penelitian yang dilakukan kali ini bermula dari hadits tentang Qirbah (tempat minum terbuat dari kulit. Red), sehingga menimbulkan rasa penasaran untuk lebih jauh lagi mempelajari Qirbah.
Bunyi hadits tersebut adalah “Diriwayatkan dari Jabir Radliallahu ‘anhu…, Rasulullah mengunjungi sebuah rumah milik kaum Anshor bersama seorang sahabatnya dan berkata kepada pemilik rumah : “Bila engkau memiliki air di dalam qirbah ( wadah air dari kulit) yang tersisa dari semalam, berikan kepada kami untuk minum; bila tidak biarlah kami minum dari aliran airnya langsung.” (Sahih Bukhari).
Dari hadits tersebut, kata Agus, menunjukkan bahwa terdapat hikmah yang besar berkaitan dengan penggunaan qirbah, bahwa nabi memilih minum dari aliran airnya langsung, jika tidak ada air yang disimpan satu malam dalam qirbah.
Apa itu hikmahnya?, Bisa jadi salah satunya adalah berkaitan dengan kualitas air minum, bahwa kualitasnya air minum akan meningkat jika air berada di dalam qirbah dalam satu malam. “Inilah yang menjadi ide untuk kami teliti lebih lanjut,” jelasnya.
Pebelitian yang dilakukan ini untuk melihat kualitas air yang disimpan dalam qirbah (dengan variasi lama penyimpanan air) yang terbuat dari kulit sapi, kulit domba, kulit kerbau, kulit kelinci dan lain sebagainya dan kemudian membandingkannya dengan kualitas air yang disimpan dalam botol berbahan plastik, kaca, kendi, keramik, juga berbahan bambu, batok kelapa, serta kulit buah labu dan beberapa bahan lainnya.
“Kemudian mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi. mengukur PH, konduktivitas, kadar oksigen, jumlah bakteri tertentu (yang sebelumnya sengaja dimasukkan bakteri tertentu dan kemudian diamati kembali pertumbuhan bakteri tersebut,” jelasnya.
Hasilnya riset ini, tambah dia, menunnjukan bahwa qirbah dapat meningkatkan kualitas air minum dibandingkan dengan wadah yang lain. Menurut beberapa literatur ukuran standar qirbah jaman dulu bisa menampung air sekitar 38 liter. Ulama fiqih menggunakan ukuran 5 Qirbah yang setara dengan 2 Kullah air atau setara 190 liter. Ukuran 5 qirbah atau 2 kullah inilah yang menjadi batasan air yang tidak tercemari oleh najis.
“Tapi untuk keperluan praktis, qirbah bisa dibuat ukuran kecil yang bisa dibawa kemana-mana,” harapnya sembari mencontohkan botol berukuran 500 ml.
Agus menjelaskan, hikmah yang lain dari Qirbah adalah dengan menggunakan qirbah mungkin bisa mengatasi masalah sampah plastik yang semakin menumpuk karena memang sangat sulit terurai. “Sementara qirbah akan cepat terurai oleh tanah karena dari bahan organik,” jelasnya.
Mungkin ada jutaan domba, kambing dan sapi dipotong setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi manusia, ini berarti ada jutaan kulit yang sebagiannya bisa dibuat Qirbah yang cukup memenuhi seluruh penduduk di dunia. Dan ini juga memotivasi untuk terus mengembangkan peternakan tidak saja untuk memenuhi kebutuhan daging tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan kulit untuk berbagai keperluan manusia. “Jadi tidak akan pernah kekurangan kulit, jika terus mengembangkan dunia peternakan,” paparnya.
Ini juga, kata dia, merupakan peluang menjadi bisnis yang menarik untuk terus mengembangkan peternakan, dan juga peluang untuk memulai membuat qirbah. “Ayo mumpung belum banyak persaingan peluang ini bisa dimanfaatkan,” ajaknya.