HUMAS UIN MALANG-Dr. H. Anis Masykur, MA Kasubdit Bina MA MAK GTK Madrasah Kementerian Agama RI hadir secara virtual zoom memberikan materinya tentang Pengembangan dan Penguatan Moderasi Beragama pada Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Minggu (11/12).
Penguatan Moderasi Beragama ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pemerintah. Melalui pendidikan tinggi, pemerintah pusat meminta para dosen dan cendikia bisa menjadi mediator yang mampu menerjemahkan moderasi beragama ini ke dalam tataran praktis dan implementatif. "Ini tugas yang cukup menantang bagi para akademisi," tegasnya.
Moderasi bergama, kata dia, harus bisa dipahami secara praktis dan mudah diterjemahkan dan diterima oleh masyarakat dan para akademisi. Jangan sampai keberadaan moderasi beragama ini dipahami sesuatu yang eksklusif dan ekstrim. "Untuk itu, moderasi ini jangan hanya dikaji saja. Akan tetapi harus diimplementasi dan diinternalisasikan kepada masyarakat," ajaknya.
Jangan sampai keberadaan moderasi beragama ini berada di puncak menara gading yang jauh dan sulit dijangkau oleh masyarakat apa lagi dipahami sesuatu yang ekstrim. "Untuk itu, tugas para Dosen membantu menjembatani terhadap kelompok masyarakat dalam memahami dan menginternalisasikannya sehingga moderasi beragama ini bisa sampai tataran praktis," harapnya.
Lalu, bagaimana implementasi moderasi beragama dalam pendidikan Islam? Setidaknya ada empat indikator utama dalam moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal. "Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan pemahaman dan pengalaman kita dalam beragama," tegasnya.
Menyampaikan moderasi beragama, tambah Anis, tidak harus muncul di permukaan yang terpenting Sembilan kunci utama moderasi itu harus muncul. Sembilan konsep kunci moderasi beragama diantaranya; Adil, Berimbang, Menjunjung tinggi nilai luhur kemanusiaan, Menjaga kemaslahatan dan ketertiban umum, Mentaati kesepakatan Bersama dan taat konstitusi, Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti kekerasan.
"Orang disebut sudah moderat itu bisa dilihat dari cara pandang cara berprilaku yang adil dan berimbang dengan di dasari dengan ilmu, dan keadilan itu basisnya ilmu pengetahuan bukan nafsu," pungkasnya mengakhiri materinya.