PWN PTK XVI IAIN Gorontalo Memperkenalkan Kerajinan Kain Kerawang untuk Menjaga Warisan Budaya Indonesia
Abadi Wijaya Jumat, 26 Mei 2023 . in Berita . 314 views
5501_kain.jpg

HUMAS UIN MALANG - Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) XVI IAIN Gorontalo mengadakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kerajinan kain kerawang, sebuah warisan budaya Indonesia yang mulai terancam punah. Acara tersebut berlangsung di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Kampus II IAIN Gorontalo pada hari Jum'at, 26 Mei 2023, Jumat (26/5/2023).

5502_seni.jpg

Dalam kegiatan ini, peserta yang hadir adalah perwakilan putra dan putri dari setiap kontingen PTK dari seluruh Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh 60 peserta, termasuk dua perwakilan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yaitu A. Miftachul Ulum dan Annisa Wulandari.

Materi yang disampaikan pada acara ini adalah "Materi Kerajinan Kain Kerawang" yang dipresentasikan oleh Lailany Yahya, M.Si, seorang dosen dari Universitas Negeri Gorontalo. Lailany Yahya adalah seorang pengerajin lokal yang ahli dalam kerajinan kain kerawang.

Dalam presentasinya, Lailany Yahya menjelaskan bahwa kain kerawang adalah jenis kain yang dihiasi dengan kerawang, sebuah teknik menyulam tradisional yang telah ada sejak sebelum penjajahan Belanda. Pada masa itu, menyulam masih dilakukan secara manual tanpa bantuan mesin. Hanya sejumlah ibu-ibu dari Gorontalo yang memiliki keahlian untuk membuat kerajinan ini. Proses pembuatan kain kerawang memakan waktu selama tiga hari.

5503_prak.jpg

Namun, sejak awal tahun 2000-an, kerajinan kain kerawang mulai mengalami penurunan minat dan pengerajinannya hampir punah. Harga yang tidak sebanding dengan waktu dan kerja keras yang diperlukan, yakni hanya 12.000 rupiah untuk kain sekecil itu, menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan minat tersebut.

Dalam materi tersebut, Lailany Yahya juga menjelaskan perbedaan antara kerawang Manila dengan kerawang ikat. Kerawang Manila hanya dimasukkan ke dalam lubang kain sekali, sedangkan kerawang ikat memasukkan benang sebanyak empat kali pada setiap lubang.

Setiap peserta diberikan kain, benang, bros, dan batok kelapa untuk mempraktekkan materi yang disampaikan. Mereka diajari untuk membuat kerajinan kain kerawang yang nantinya akan dijadikan bros.

Dalam akhir presentasinya, Lailany Yahya berharap agar generasi muda, terutama para anggota Pramuka, dapat tetap menjaga kerajinan-kerajinan tradisional Indonesia seperti kerajinan kain kerawang ini. Upaya menjaga keberlanjutan kerajinan-kerajinan tersebut sangat penting

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up