HUMAS UIN MALANG - Pusat Studi Gender dan Anak resmi merilis Short Movie yang berjudul "Melesat" pada hari Jumat (30/8/2024) di Home Theater, Fakultas Humaniora, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Film pendek ini melibatkan masyarakat Kelurahan Tunjung Sekar, khususnya, sekaligus mengangkat sebuah kehidupan keluarga yang tidak harmonis disebabkan karena berbagai masalah yang muncul, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kenakalan remaja hingga terjadinya hamil di luar nikah dari pasangan di bawah umur.
Film tersebut diresmikan dan dihadiri oleh Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), perwakilan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), perwakilan Kelurahan Tunjung Sekar (Kasi Pemberdayaan Masyarakat) serta para tamu undangan yang hadir di Hall tersebut.
Ketua LP2M, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd, mengapresiasi penuh atas peluncuran film pendek itu. Menurutnya, di era sekarang perlu adanya sentuhan-sentuhan anak muda. Oleh karena itu, film ini hadir untuk mengedukasi anak-anak seusianya agar menjaga pergaulan dengan hal-hal yang positif.
Prof. Agus, sapaan akrabnya, menyebutkan, hal positif itu bisa berangkat dari ide yang menjadi pembelajaran rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya. Hal ini, dinilainya dapat mengantarkan anak agar terarah dan memiliki tujuan yang jelas kedepannya.
Senada dengan pernyataan sebelumnya, P3AP2KB lewat Bidang Pemberdayaan Perempuan yang diwakili oleh Werayanti, mengatakan setidaknya empat poin yang perlu ditekankan agar keharmonisan dalam keluarga dapat terjaga melalui rasa tanggung jawab penuh.
Kesemua poin itu diantaranya, "Jangan ada KDRT, anak itu butuh kenyamanan dan kehangatan di rumah, pencegahan pernikahan dini, pencegahan stunting dengan mengajak anak-anak muda untuk menguatkan mentalnya," ujarnya.
Sementara, perwakilan Kelurahan Tunjung Sekar melalui Kasi Pemberdayaan Masyarakat, menilai bahwa film pendek ini layak dan sangat direkomendasikan untuk ditonton karena menyangkut tentang kehidupan keluarga yang harus dijadikan sebuah pelajaran dan memotivasi agar dapat mengurangi kasus KDRT dan kenakalan remaja.
Ditemui secara terpisah, Wahyu sebagai salah satu pemeran di film pendek tersebut, menceritakan saat ia memerankan peran seorang ayah, seharusnya rasa tanggung jawab itu hadir untuk melindungi keluarganya. Karena, menurutnya, itu adalah sebuah kewajiban.
Ia juga mengajak, untuk mengurangi intensitas perceraian dini, sebaiknya kita menyetop pernikahan muda yang rentan beresiko karena kesalahan pergaulan sehingga berpengaruh pada kondisi fisik dan mental dari seorang anak.
Sebaiknya kita stop pernikahan muda, untuk mengurangi intensitas perceraian dini. Hal ini, disebabkan oleh kesalahan dalam pergaulan dan dinamika dalam ranah kekeluargaan yang berpengaruh pada kondisi fisik dan mental dari seorang anak. (sf)
Kontributor : PSGA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Editor : Sulthan Fathani Elsyam