UIN MALANG-Hari kedua Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi Balai Latihan Kerja Komunitas Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024 dikhususkan untuk sesi evaluasi dokumen, Sabtu (21/9). Dokumen-dokumen yang telah diunggah 23 BLKK di laman Sipensi (Sistem Pendaftaran, Informasi, dan Evaluasi Inkubasi) langsung ditelaah oleh Muhammad Fatihi, Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Informasi Usaha. Ia juga secara langsung memegang kendali laman tersebut, sehingga, sisa dua hari (21-22/9) FGD ini dimanfaatkan untuk menunjukkan hal-hal yang perlu direvisi para pengelola BLKK atau Inkubator Wirausaha. Evaluasi ini dilakukan karena dokumen-dokumen yang diminta merupakan pra-syarat pemerolehan sertifikat Sipensi. “Evaluasi difokuskan pada dokumen profil Inkubator Wirausaha dan rencana strategisnya,”papar Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pemateri juga diminta untuk memeriksa ajuan pengubahan nama inkubator melalui Sipensi.
Dari penjelasan Muhammad Fatihi, meski dianggap remeh, yang membuat Inkubator Wirausaha tertolak saat pengajuan sertifikat Sipensi adalah diksi atau pemilihan kata. Hal ini menunjukkan betapa jeli dan cermatnya pihak Sipensi dalam menelaah setiap berkas yang masuk di sistem mereka. Sebut saja, kata ‘inkubator’ yang sering tidak tertulis. Para pengurus justru menuliskan kata ‘BLK’. Contoh lain ialah kata ‘tenaga kerja’ yang seharusnya memakai diksi ‘tenant’. Sebelum mengevaluasi dokumen, Fatihi juga membahas standar lembaga inkubator yang dapat disertifikasi oleh Sipensi. Pertama, memiliki legalitas. Ini ditunjukkan dengan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh pihak yayasan atau institusi yang menaungi masing-masing inkubator. Kedua, memiliki tanda daftar. Selanjutnya, memiliki sumber daya manusia yang profesional. “Setidaknya, setiap inkubator memiliki ketua, manajer, dan tim manajemen,” jelas Fatihi. Yang terakhir, inkubator harus memiliki sarana dan prasarana, di antaranya ialah ruang usaha tenant, ruang rapat, dan ruang pelatihan. (nd)
UIN MALANG-Mengemban amanah masyarakat memang tidak mudah. Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat Indonesia untuk menjadi Inkubator Wirausaha bagi masyarakat di sekitar wilayahnya. Karena itu, perwakilan BLKK diminta untuk memegang komitmennya untuk meningkatkan kinerja saat mengikuti Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi Balai Latihan Kerja Komunitas Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024, Sabtu (21/9). Sebelum menyampaikan materinya, Muhammad Fatihi, Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Informasi Usaha menegaskan agar peserta mengikuti jadwal selama tiga hari sesuai yang ditetapkan pihak panitia. “Banyak saya lihat di tempat lain yang kurang niat. Tidak semua hadir saat materi disampaikan. Jadinya, menyusahkan narasumber yang harus menjelaskan ulang,” tuturnya.
Ia melanjutkan, jadwal pendampingan harus dimulai dan diakhiri sesuai dengan komitmen perwakilan BLKK. “Kalau mau selesai pukul 23.30 WIB, ya selesaikan di waktu itu,” jelasnya. Sehingga, gol pendampingan tercapai. “Kita mau seluruhnya mengantongi sertifikat, maka pegang komitmennya,” tegasnya. Masih kata Fatihi, bukan saatnya lagi menjalani hidup seperti orang yang belum dewasa. Jika ingin segala yang diusahakan tuntas dan berhasil, maka ada yang harus dikorbankan, termasuk waktu untuk belajar. “Kita komitmen ya. Sebelum check out, besok harus selesai semua,” tekannya. (nd)
UIN MALANG-Hari kedua Focus Group Discussion Laporan Antara Kedua rangkaian pendampingan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK), LP2M UIN Malang mengajarkan tata cara membuat akun HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), Sabtu (21/9). Didampingi Hisyam Fahmi, Dosen Prodi Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, seluruh perwakilan BLKK membuat akun di laman Hak Cipta milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Menurut Hisyam, registrasi akun ini adalah langkah awal dalam proses pendaftaran HaKI. Data diri yang diisi dalam laman registrasi itu ialah milik ketua yayasan masing-masing. Sehingga, nantinya ketika mendaftarkan produk, ketua yayasan dapat memantau secara langsung. Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Malang, menambahkan, memiliki akun HaKI bagi setiap BLKK itu penting. Salah satu tanggung jawab BLKK sebagai inkubator wirausaha ialah membantu tenant-nya untuk melindungi produk-produk yang dihasilkan. “Biar terlindungi secara hukum, maka harus didaftarkan HaKI,” imbuhnya. Beragam produk dapat didaftarkan HaKI. “Produk desain grafis hingga bakery juga bisa didaftarkan,” tambah Abtokhi.
Sebagai praktik, setelah membuat akun di laman Hak Cipta milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, perwakilan BLKK mendaftarkan HaKI pertamanya. “Pertama, kita daftarkan dulu logo inkubator wirausahanya,” ujar Abtokhi mengarahkan. Bersama Fahmi, perwakilan 23 BLKK menyiapkan dokumen logo serta deskripsinya untuk diunggah di laman tersebut. Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi Balai Latihan Kerja Komunitas Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024 dilaksanakan selama tiga hari (20-22/9). FGD bertempat di Kota Malang, tepatnya di Hotel Savana. Gol FGD kali ini ialah seluruh BLKK bisa mendapatkan sertifikat dari Sipensi serta mengetahui tata cara pendaftaran hak cipta. (nd)
UIN MALANG-Hari pertama FGD Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi BLKK Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024, perwakilan dari 23 BLKK dampingan LP2M diminta untuk melengkapi berkas untuk pendaftaran Sipensi, Jumat (20/9). Selama sekitar empat jam dalam satu sesi, seluruh peserta bekerja mandiri untuk menyempurnakan dokumen-dokumen yang disyaratkan. Pelaksanaan FGD kerjasama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Balai Besar Perluasan Kesempatan Kerja Bandung Barat ini dilaksanakan di Hotel Savana, Kota Malang. Hadir mendampingi peserta, Sekretaris LP2M, Ahmad Abtokhi meminta agar BLKK yang sudah mendapat persetujuan dari Sipensi dapat menjadi mentor pada sesi tersebut. Dari 23 BLKK dampingan, baru empat yang beruntung. “Tiga BLKK gagal karena tidak memenuhi syarat dokumen, sedangkan lainnya sedang proses revisi dokumen,” jelas dosen Prodi Fisika. Ia menjelaskan, ada beberapa dokumen yang harus disempurnakan perwakilan BLKK sebelum mengunggahnya ke laman Sipensi. Pertama, profil inkubator yang meliputi bidang keahlian atau konsentrasi. BLKK dampingan UIN Malang memiliki beragam bidang, seperti desain grafis, pertanian, clothing, dan pengelasan. Dokumen kedua ialah renstra atau rencana strategis. Dokumen ini mencakup visi-misi inkubator wirausaha, serta program kerja yang akan dilakukan untuk mendampingi calon wirausaha. Selanjutnya, dokumen identitas inkubator. Dokumen ini difokuskan pada biodata inkubator yang terpampang di media sosial Instagram dan Facebook. Hal ini dianggap penting agar masyarakat umum dapat mengakses segala informasi jika ingin mendapatkan bimbingan menjadi calon wirausaha. Ahmad Abtokhi menambahkan, sesi penyempurnaan dokumen ini adalah persiapan sebelum para inkubator wirausaha bertemu dengan operator Sipensi yang akan diagendakan pada Sabtu (21/9). “Saat mereka nanti berhadapan dengan operator, kami berharap sudah tidak ada lagi kesalahan administrasi sehingga seluruh BLKK nantinya mengantongi sertifikat dari Sipensi,” ujarnya. (nd)
UIN MALANG-Setelah pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Agustus lalu, LP2M kembali mengundang 23 Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) untuk mengikuti Laporan Antara ke-2. Peserta di bawah naungan dampingan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini datang ke Hotel Savana Kota Malang untuk mengikuti pendampingan lanjutan selama tiga hari, Jumat-Minggu (20-22/9). Dalam laporan acara, Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Malang, menyampaikan, hanya empat dari 23 BLKK yang sudah mendapat lampu hijau dalam pengajuan sertifikat di Sipensi. Sedangkan lainnya masih menunggu proses verifikasi, bahkan ada yang tertolak. Maka, acara Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi BLKK Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024 ini akan memberikan materi lanjutan dari pihak-pihak terkait agar sertifikat Sipensi dapat segera didapatkan. “Pastinya gol kita kali ini agar semuanya lolos. Maka, kita optimalkan FGD tiga hari ini untuk membenahi yang belum disetujui,” imbuh Abtokhi.
Ia berharap, pada FGD Laporan Antara ke-2 ini, keempat BLKK yang sudah disetujui prosesnya di Sipensi akan mendampingi BLKK lain. “Kita saling membantu agar nantinya semua bisa berjalan bersama,” papar dosen Prodi Fisika ini. Pada akhirnya, lanjut Abtokhi, pihak pemerintah ingin agar seluruh BLKK di seluruh wilayah Indonesia dapat menjadi inkubator bagi bibit-bibit wirausaha di lingkungan sekitar. Ketua LP2M UIN Malang, Prof. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. menegaskan pentingnya memiliki sertifikat dari Sipensi. Maka tidak berlebihan jika FGD yang dilakukan tiga hari ini sangat difokuskan pada pembenahan berkas. “Kalau sertifikat sudah kita dapatkan, maka kita akan dimudahkan pada proses selanjutnya. Jika ada pengajuan apapun, sertifikat itu menjadi pra-syarat wajib,” jelas Prof. Agus. Guru besar dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini mengingatkan bahwa peran BLKK tak hanya sekadar krusial. BLKK bisa menjadi ladang pahala bagi pegiatnya untuk membantu masyarakat sekitar. “Kita di sini beramal jariyah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. 23 BLKK yang masuk dalam Wilayah ke-5 dalam binaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini berasal dari tiga Propinsi berbeda. Selain dari Jawa Timur, ada juga yang dari Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. (nd)
UIN MALANG-Forum LPPM PTN Se-Jawa Timur yang diikuti 12 Perguruan Tinggi Negeri membahas peluang-peluang kolaborasi antar PTN yang dimulai tahun 2025. Ketiga narasumber di forum itu, Rabu (18/9), menekankan segala bentuk kerjasama di tiga bidang, yakni penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi ilmiah. Siapa saja yang bisa diajak kerjasama juga menjadi concern dalam forum yang dilaksanakan di Ijen Suites Resort & Convention, Kota Malang tersebut. Prof. Dr. Like Raskova Octaberlina, M.Ed., sebagai perwakilan narasumber dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengingatkan bahwa jangan pilih-pilih saat akan melakukan kerjasama. “Kecenderungan kita, yang juga menjadi tantangan internal, ialah hanya mau bekerjasama dengan yang lebih unggul dari kita,” ujarnya. Kecenderungan yang salah ini akhirnya mengabaikan perguruan tinggi lain yang dianggap tidak lebih baik. Padahal, masih menurut Prof. Like, jika mengikuti filosofi Cina, mereka akan selalu membantu sesama mereka. Agar nantinya, mereka bisa maju bersama. Hal ini harusnya ditiru oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi. “Jangan memikirkan peringkat saat mempertimbangkan siapa yang mau kita gandeng,” paparnya. Bahkan dengan perguruan tinggi yang secara peringkat di bawah kita pun, kerjasama tetap akan terjalin dengan baik. “Prinsip kerjasama itu bukan ingin maju sendiri, tetapi saling menguatkan dan maju bersama. Hasilnya, kita tak hanya ‘besar’ sendiri, tetapi juga turut membesarkan perguruan tinggi lain,” tegas Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Bahasan kerjasama ini juga disinggung oleh Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc. (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi Universitas Brawijaya, Malang). Pihaknya menyarankan untuk membentuk inkubator penulisan ilmiah antar PTN di Jawa Timur. Pelaksanaannya memanfaatkan sumber daya yang sudah dimiliki oleh PTN. “Kita minta guru besar atau peneliti senior di perguruan tinggi kita yang ahli di setiap bidang untuk memberikan bimbingan intensif pada calon-calon peneliti atau dosen-dosen muda,” jelasnya. Pemilihan isu sebagai fokus penelitian juga harus dipertimbangkan dengan matang. Jangan sampai setiap universitas memiliki fokus sendiri-sendiri. Sehingga tidak ada tujuan bersama yang dicapai. “Kita tentukan isu bersama agar ada simbiosis mutualisme,” gagas Andi. Mengamini gagasan lainnya, Agus Muhamad Hatta, S.T., M.Si., Ph.D. (Wakil Rektor IV, ITS Surabaya) juga memaparkan beberapa gagasan kerjasama yang dapat dilakukan ke-12 PTN di Jawa Timur. Salah satunya ialah membentuk Sister Lab dan Sister Pusat Halal. Dengan adanya kerjasama dalam bidang yang sama, visi-misi yang ingin dicapai setiap institusi tentu akan tercapai dengan lebih cepat dan efektif. (nd)
UIN MALANG-Hadir dalam Forum LPPM PTN Se-Jawa Timur di Ijen Suites Resort & Convention, Kota Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA., Rektor UIN Malang, menyampaikan pentingnya kolaborasi PTN bagi wilayah sekitarnya, Rabu (18/9). Ia meyakini bahwa semua kolaborasi akan berimbas positif pada perkembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Forum ini merupakan follow-up dari paguyuban pimpinan PTN Se-Jawa Timur yang dilaksanakan di UPN Veteran, Surabaya. Prof. Zain memaparkan, kontribusi perguruan tinggi di tengah masyarakat sangat krusial. Adanya campur tangan perguruan tinggi dalam pembangunan masyarakat, akan turut memajukan indeks kesejahteraan Indonesia. Salah satu kolaborasi yang sering dilakukan perguruan tinggi ialah pelaksanaan KKM di desa-desa di seluruh wilayah Jawa Timur. “Membangun desa tidak hanya dalam segi fisik, tapi juga non-fisik,” tegas Prof. Zain. Pembangunan fisik, lanjut rektor UIN Malang, biasanya dinilai dari penataan desa, gapura, dan fasilitas-fasilitas lainnya. “Pembangunan non-fisik sering diabaikan,” imbuhnya. Apa saja bidang non-fisik yang perlu diperhatikan? Menurut Prof. Zain ada beberapa hal, “Menciptakan kondisi desa yang aman, rukun antar umat beragama, rendahnya tingkat kemiskinan ekstrem, serta tidak ada yang drop out dari sekolah.” Maka dari itu, fokus KKM yang sering digaungkan PTN di Jawa Timur setidaknya ada tiga bidang, yaitu Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan. Prof. Zain berharap, forum sehari ini dapat melahirkan gagasan yang baru dan inovatif untuk masyarakat, terutama mereka yang di level menengah ke bawah. “Tentu saja pembangunan yang ingin kita lakukan harus diawali dengan penelitian. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengabdian kepada masyarakat agar lebih banyak lagi isu-isu kemasyarakatan yang dapat ditemukan,” jelasnya. Hasil riset dan pengabdian tersebut lah yang nantinya akan menjadi bahan ajar riil di kelas-kelas di perguruan tinggi. (nd)
UIN MALANG-Tugas perguruan tinggi tidak hanya menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Tugas yang juga tak kalah penting ialah membangun masyarakat dari beragam aspek. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. pada Forum LPPM 12 PTN Se-Jawa Timur di Ijen Suites Resort & Convention, Kota Malang, Rabu (18/9). Focus Group Discussion ini, menurut Prof. Agus, dimaksudkan untuk menjalin komunikasi serta kolaborasi program kerja LPPM. Fokusnya ialah dalam kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi ilmiah. Target forum ini ialah terjalinnya kolaborasi perguruan tinggi antar peserta forum dalam ketiga bidang tersebut pada 2025. “Kita ingin Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur menyatu dalam memberikan kontribusi konkret bagi masyarakat di wilayah kita,” jelas Prof. Agus.
Kolaborasi antar PTN mempercepat pencapaian visi-misi masing-masing perguruan tinggi. Gol-nya ialah agar setiap perguruan tinggi mendapat predikat yang lebih baik. Salah satu bidang yang bisa dilakukan ialah dalam pelaksanaan KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) kolaborasi antar-PTN. “Tentu fokusnya untuk membangun wilayah di Jawa Timur,” papar Prof. Agus Maimun. Ia melanjutkan, masih banyak wilayah di Jawa Timur yang membutuhkan bantuan PTN dalam akselerasi pembangunan di berbagai bidang, yaitu Bidang Ekonomi, Bidang Pendidikan, dan Bidang Kesehatan. Ketiga bidang ini sudah menjadi tema KKM dua tahun belakangan, yakni mengatasi stunting dan kemiskinan ekstrem, menggemakan moderasi beragama, serta meningkatkan kesadaran pendidikan. Forum LPPM PTN Se-Jawa Timur diikuti oleh peserta dari 12 PTN. Perwakilan masing-masing PTN ialah ketua LPPM, kepala pusat atau PIC Pusat Penelitian, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, dan Pusat Publikasi Ilmiah. Ke-12 PTN berasal dari 8 PTKIN dan 4 PTN. (nd)
UIN MALANG-Tak seperti biasanya, jumlah sarjana pada Wisuda Program Sarjana dan Pascasarjana ke-82 Periode ke-4 Tahun 2024 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang didominasi oleh wisudawan dari Fakultas Sains dan Teknologi, Sabtu (14/9). Dari 800 total peserta wisuda, persentase wisudawan dari fakultas tersebut ialah 53%, atau sebanyak 428. Karena jumlah mayoritas ini, maka setengah area Gedung Sport Center, tempat prosesi wisuda, ditempati oleh wisudawan sarjana Fakultas Sains dan Teknologi. Melalui laporan akademik, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. mengapresiasi jumlah wisudawan Fakultas Sains dan Teknologi. Sebaliknya, pada wisuda periode ke-4 tahun 2024, jumlah wisudawan paling sedikit ialah dari Fakultas Psikologi, yakni hanya sebanyak 6 wisudawan. Rincian jumlah wisudawan dari fakultas lainnya yaitu, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 98 wisudawan, Fakultas Syariah 90 wisudawan, Fakultas Humaniora 127 wisudawan, Fakultas Ekonomi 20 wisudawan, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 10 wisudawan. Adapun jumlah peserta wisuda dari Program Magister (S2) ialah 39, dan Program Doktor (S3) hanya 2 wisudawan.
Dalam persentase, wisudawan periode wisuda ke-82 UIN Malang didominasi oleh lulusan sarjana sebanyak 94%. Prof. Umi Sumbulah melanjutkan, dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), 73,9% wisudawan Program Sarjana, atau sebanyak 557 orang, meraih Predikat Cum Laude. Prestasi yang layak diapresiasi mengingat tidak mudahnya mendapatkan IPK Cum Laude secara konsisten di setiap semester. Selanjutnya, wakil rektor Bidang Akademik juga mengumumkan tiga wisudawati yang meraih predikat wisudawan terbaik. Wisudawan Program Sarjana Terbaik diraih oleh Qholbi Mutiara, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab yang mendapatkan IPK hampir sempurna (3,99), asal Kota Deli Serdang. Wisudawan Terbaik Program Magister ialah Ianatut Tazkiyah, mahasiswi Prodi Manajemen Pendidikan Islam dengan raihan IPK 3,97. Sedangkan, peraih Wisudawan Terbaik Program Doktor ialah Husnatul Hamidiyyah Siregar, Prodi Pendidikan Bahasa Arab dengan IPK 3,96. (nd)