UIN MALANG-Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru SPAN-PTKIN Tahun 2024 berlangsung hingga larut malam, Kamis (26/9). Di Hall milik Hotel Royal Senyiur, sesi selanjutnya fokus pada laporan tim yang terkait dengan penerimaan maba, seperti Tim Admisi dan Tim Pusat Ma’had Al Jami’ah. Tak hanya itu, Imam Ahmad, Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru, juga memaparkan data dan serba-serbi lainnya terkait proses ujian masuk UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Membuka presentasinya, Imam Ahmad melaporkan jika memang ada kenaikan dalam jumlah mahasiswa baru tahun 2024. Namun, jumlah tersebut kurang signifikan. Ia dan timnya bekerja dengan dukungan para pimpinan UIN Malang sejak jauh hari. Alhasil, proses penerimaan maba tidak mengecewakan. Sangat wajar, kata Imam Ahmad, jika kampus ingin mendapatkan mahasiswa sebanyak mungkin. Jumlah mahasiswa yang banyak tentu menjadi poin plus saat akreditasi. Namun, menurutnya, pihak kampus harus komitmen dengan standar minimum penerimaan mabanya. Jika hasil ujian calon maba tidak layak, maka tidak perlu dipaksakan diterima. “Memenuhi kuota memang penting, tapi jika yang diterima nilainya di bawah standar juga kurang baik,” tuturnya. Pasca presentasi setiap tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA., Rektor UIN Malang, mengutarakan pendapatnya. Ia dan seluruh jajaran tim mengapresiasi tinggi kinerja tim PMB. Ia juga memberi wejangan untuk selalu melakukan tiga hal yang urgen demi pengembangan kampus berlogo Ulul Albab ini. “Selalu kolaborasi, sinergi, dan networking,” tegasnya. Melakukan tiga hal ini, lanjut rektor, berimbas positif terhadap kualitas dan akreditasi UIN Malang. “Luasnya kerjasama juga menaikkan level dan melancarkan jalan kita menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum,” imbuhnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag., menambahkan bahwa UIN Malang harus membuka kerjasama dengan mitra yang lebih luas. Setahun belakangan, pihak pimpinan sudah mengadakan benchmarking ke berbagai lembaga di dalam dan luar negeri. “Semoga di tahun depan, ada mahasiswa-mahasiswa baru yang kita dapatkan dari special admission ini,” harapnya. Dr. H. Isroqunnajah, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Kerjasama menyambung bahwa tim PMB harus meneliti kembali peminat di setiap jalur. “Jalur mana yang minatnya tinggi, harus jadi perhatian khusus,” tambahnya. Ketua Kantor Admisi, Dr. H. Miftahul Huda, S.HI., MH. menyampaikan hasil kerja timnya selama beberapa bulan terakhir dalam upaya mempromosikan UIN Malang. Pihaknya secara khusus sudah mengunjungi berbagai sekolah dan pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selaras dengan kinerja Kantor Admisi, survey yang dilakukan Pusat Ma’had Al Jami’ah menunjukkan bahwa 47% maba UIN Malang tercatat pernah belajar di pesantren. Artinya, saat ini minat lulusan pesantren masih tinggi terhadap UIN Malang. Sehingga, tidak sia-sia meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pondok pesantren di berbagai daerah untuk menambah jumlah maba.
UIN MALANG-Memasuki bulan kedua tahun akademik baru, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru SPAN-PTKIN Tahun 2024, Kamis (26/9). Acara yang digelar di Hotel Royal Senyiur, Prigen, Pasuruan ini mengundang pihak-pihak berkepentingan dari level fakultas, Bagian Akademik, Bagian Keuangan, Kantor Admisi, hingga Tim PPK. Selain evaluasi, kegiatan tersebut sekaligus mempersiapkan lebih dini proses penerimaan mahasiswa baru di tahun 2025. Rektor UIN Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. memaparkan, ada lima jalur masuk yang sudah dilakukan. Empat jalur mengikuti teknis Kemendikbud RI (SNBP dan SNBT) dan Kemenag RI (SPAN-UMPTKIN dan PBSB). Sementara yang satu adalah jalur yang diadakan secara mandiri oleh UIN Malang, di antaranya ialah Beasiswa Teladan dan International Students Scholarship. Ia berharap, UIN Malang dapat menambah jalur masuk lagi bagi calon mahasiswa baru. "Yang kita lakukan sudah on the track, sudah benar. Kita tingkatkan lagi yang sudah kita kerjakan," tambah Prof. Zain.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. melaporkan bahwa sebanyak 5.194 mahasiswa baru yang tercatat di Tahun Akademik 2024. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 4.200an. Untuk menambah jumlah maba tahun mendatang, pihak kampus harus mengkalkulasi dengan teliti kuota di setiap jalur. Jangan sampai ada miskomunikasi sehingga 1 jalur tidak mencapai target maksimal. Prof. Umi juga menambahkan, mulai tahun lalu, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah menyusun soal ujian masuk sendiri untuk jalur mandiri. "Karena ini pertama bagi kita, maka pasti belum sempurna," ujar WR1. Selanjutnya, tim penyusun soal yang terpilih akan mengevaluasi tingkat kesukaran dan kelayakan naskah. Hasil evaluasi akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun soal tahun depan.
UIN MALANG-Sudah banyak kasus aktual akibat ketidaksingkronan data universitas di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Untuk membahas hal tersebut, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengundang Dewan Eksekutif BAN-PT, Prof. Dr. Slamet Wahyudi, MT. Ia hadir pada Focus Group Discussion (FGD) bertema Pemutakhiran PDDIKTI dan Pengenalan Instrumen Akreditasi Berdasarkan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023. Didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. dan Ketua LPM, Dr. Helmi Syaifuddin, M.Fil.I, acara berlangsung di Ruang Rapat LPM, Gedung Rektorat lt.4, Kamis (26/9). Prof. Umi dalam sambutan pembukanya menegaskan pentingnya pelaksanaan FGD ini. Salah satu urgensinya ialah memberi gambaran, serta menunjukkan contoh nyata akibat ketidakakuratan data di PDDIKTI. "Banyak perguruan tinggi yang terdampak akreditasinya akibat data yang tidak akurat tersebut," imbuhnya. Dengan mengundang dewan eksekutif dari BAN-PT secara langsung, UIN Malang dapat lebih memahami solusi-solusi dari permasalahan yang didasarkan pada kebijakan resmi. Tak hanya itu, UIN Malang sekaligus belajar dari pengalaman Prof. Slamet dalam mengevaluasi akreditasi perguruan tinggi di Indonesia. FGD ini diikuti oleh pihak-pihak yang terkait penjaminan mutu di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, mulai dari tingkat universitas hingga unit. Beberapa yang hadir ialah dari Unit Penjaminan Mutu setiap fakultas, Auditor Internal Fakultas, Tim PDDIKTI dan Sister, serta operator E-SPMI.
UIN MALANG-Hari kedua Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi Balai Latihan Kerja Komunitas Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024 dikhususkan untuk sesi evaluasi dokumen, Sabtu (21/9). Dokumen-dokumen yang telah diunggah 23 BLKK di laman Sipensi (Sistem Pendaftaran, Informasi, dan Evaluasi Inkubasi) langsung ditelaah oleh Muhammad Fatihi, Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Informasi Usaha. Ia juga secara langsung memegang kendali laman tersebut, sehingga, sisa dua hari (21-22/9) FGD ini dimanfaatkan untuk menunjukkan hal-hal yang perlu direvisi para pengelola BLKK atau Inkubator Wirausaha. Evaluasi ini dilakukan karena dokumen-dokumen yang diminta merupakan pra-syarat pemerolehan sertifikat Sipensi. “Evaluasi difokuskan pada dokumen profil Inkubator Wirausaha dan rencana strategisnya,”papar Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pemateri juga diminta untuk memeriksa ajuan pengubahan nama inkubator melalui Sipensi.
Dari penjelasan Muhammad Fatihi, meski dianggap remeh, yang membuat Inkubator Wirausaha tertolak saat pengajuan sertifikat Sipensi adalah diksi atau pemilihan kata. Hal ini menunjukkan betapa jeli dan cermatnya pihak Sipensi dalam menelaah setiap berkas yang masuk di sistem mereka. Sebut saja, kata ‘inkubator’ yang sering tidak tertulis. Para pengurus justru menuliskan kata ‘BLK’. Contoh lain ialah kata ‘tenaga kerja’ yang seharusnya memakai diksi ‘tenant’. Sebelum mengevaluasi dokumen, Fatihi juga membahas standar lembaga inkubator yang dapat disertifikasi oleh Sipensi. Pertama, memiliki legalitas. Ini ditunjukkan dengan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh pihak yayasan atau institusi yang menaungi masing-masing inkubator. Kedua, memiliki tanda daftar. Selanjutnya, memiliki sumber daya manusia yang profesional. “Setidaknya, setiap inkubator memiliki ketua, manajer, dan tim manajemen,” jelas Fatihi. Yang terakhir, inkubator harus memiliki sarana dan prasarana, di antaranya ialah ruang usaha tenant, ruang rapat, dan ruang pelatihan. (nd)
UIN MALANG-Mengemban amanah masyarakat memang tidak mudah. Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat Indonesia untuk menjadi Inkubator Wirausaha bagi masyarakat di sekitar wilayahnya. Karena itu, perwakilan BLKK diminta untuk memegang komitmennya untuk meningkatkan kinerja saat mengikuti Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi Balai Latihan Kerja Komunitas Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024, Sabtu (21/9). Sebelum menyampaikan materinya, Muhammad Fatihi, Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Informasi Usaha menegaskan agar peserta mengikuti jadwal selama tiga hari sesuai yang ditetapkan pihak panitia. “Banyak saya lihat di tempat lain yang kurang niat. Tidak semua hadir saat materi disampaikan. Jadinya, menyusahkan narasumber yang harus menjelaskan ulang,” tuturnya.
Ia melanjutkan, jadwal pendampingan harus dimulai dan diakhiri sesuai dengan komitmen perwakilan BLKK. “Kalau mau selesai pukul 23.30 WIB, ya selesaikan di waktu itu,” jelasnya. Sehingga, gol pendampingan tercapai. “Kita mau seluruhnya mengantongi sertifikat, maka pegang komitmennya,” tegasnya. Masih kata Fatihi, bukan saatnya lagi menjalani hidup seperti orang yang belum dewasa. Jika ingin segala yang diusahakan tuntas dan berhasil, maka ada yang harus dikorbankan, termasuk waktu untuk belajar. “Kita komitmen ya. Sebelum check out, besok harus selesai semua,” tekannya. (nd)
UIN MALANG-Hari kedua Focus Group Discussion Laporan Antara Kedua rangkaian pendampingan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK), LP2M UIN Malang mengajarkan tata cara membuat akun HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), Sabtu (21/9). Didampingi Hisyam Fahmi, Dosen Prodi Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, seluruh perwakilan BLKK membuat akun di laman Hak Cipta milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Menurut Hisyam, registrasi akun ini adalah langkah awal dalam proses pendaftaran HaKI. Data diri yang diisi dalam laman registrasi itu ialah milik ketua yayasan masing-masing. Sehingga, nantinya ketika mendaftarkan produk, ketua yayasan dapat memantau secara langsung. Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Malang, menambahkan, memiliki akun HaKI bagi setiap BLKK itu penting. Salah satu tanggung jawab BLKK sebagai inkubator wirausaha ialah membantu tenant-nya untuk melindungi produk-produk yang dihasilkan. “Biar terlindungi secara hukum, maka harus didaftarkan HaKI,” imbuhnya. Beragam produk dapat didaftarkan HaKI. “Produk desain grafis hingga bakery juga bisa didaftarkan,” tambah Abtokhi.
Sebagai praktik, setelah membuat akun di laman Hak Cipta milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, perwakilan BLKK mendaftarkan HaKI pertamanya. “Pertama, kita daftarkan dulu logo inkubator wirausahanya,” ujar Abtokhi mengarahkan. Bersama Fahmi, perwakilan 23 BLKK menyiapkan dokumen logo serta deskripsinya untuk diunggah di laman tersebut. Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi Balai Latihan Kerja Komunitas Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024 dilaksanakan selama tiga hari (20-22/9). FGD bertempat di Kota Malang, tepatnya di Hotel Savana. Gol FGD kali ini ialah seluruh BLKK bisa mendapatkan sertifikat dari Sipensi serta mengetahui tata cara pendaftaran hak cipta. (nd)
UIN MALANG-Hari pertama FGD Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi BLKK Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024, perwakilan dari 23 BLKK dampingan LP2M diminta untuk melengkapi berkas untuk pendaftaran Sipensi, Jumat (20/9). Selama sekitar empat jam dalam satu sesi, seluruh peserta bekerja mandiri untuk menyempurnakan dokumen-dokumen yang disyaratkan. Pelaksanaan FGD kerjasama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Balai Besar Perluasan Kesempatan Kerja Bandung Barat ini dilaksanakan di Hotel Savana, Kota Malang. Hadir mendampingi peserta, Sekretaris LP2M, Ahmad Abtokhi meminta agar BLKK yang sudah mendapat persetujuan dari Sipensi dapat menjadi mentor pada sesi tersebut. Dari 23 BLKK dampingan, baru empat yang beruntung. “Tiga BLKK gagal karena tidak memenuhi syarat dokumen, sedangkan lainnya sedang proses revisi dokumen,” jelas dosen Prodi Fisika. Ia menjelaskan, ada beberapa dokumen yang harus disempurnakan perwakilan BLKK sebelum mengunggahnya ke laman Sipensi. Pertama, profil inkubator yang meliputi bidang keahlian atau konsentrasi. BLKK dampingan UIN Malang memiliki beragam bidang, seperti desain grafis, pertanian, clothing, dan pengelasan. Dokumen kedua ialah renstra atau rencana strategis. Dokumen ini mencakup visi-misi inkubator wirausaha, serta program kerja yang akan dilakukan untuk mendampingi calon wirausaha. Selanjutnya, dokumen identitas inkubator. Dokumen ini difokuskan pada biodata inkubator yang terpampang di media sosial Instagram dan Facebook. Hal ini dianggap penting agar masyarakat umum dapat mengakses segala informasi jika ingin mendapatkan bimbingan menjadi calon wirausaha. Ahmad Abtokhi menambahkan, sesi penyempurnaan dokumen ini adalah persiapan sebelum para inkubator wirausaha bertemu dengan operator Sipensi yang akan diagendakan pada Sabtu (21/9). “Saat mereka nanti berhadapan dengan operator, kami berharap sudah tidak ada lagi kesalahan administrasi sehingga seluruh BLKK nantinya mengantongi sertifikat dari Sipensi,” ujarnya. (nd)
UIN MALANG-Setelah pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Agustus lalu, LP2M kembali mengundang 23 Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) untuk mengikuti Laporan Antara ke-2. Peserta di bawah naungan dampingan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini datang ke Hotel Savana Kota Malang untuk mengikuti pendampingan lanjutan selama tiga hari, Jumat-Minggu (20-22/9). Dalam laporan acara, Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Malang, menyampaikan, hanya empat dari 23 BLKK yang sudah mendapat lampu hijau dalam pengajuan sertifikat di Sipensi. Sedangkan lainnya masih menunggu proses verifikasi, bahkan ada yang tertolak. Maka, acara Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Pendaftaran Sipensi BLKK Menjadi Inkubator Wirausaha Wilayah V Tahun 2024 ini akan memberikan materi lanjutan dari pihak-pihak terkait agar sertifikat Sipensi dapat segera didapatkan. “Pastinya gol kita kali ini agar semuanya lolos. Maka, kita optimalkan FGD tiga hari ini untuk membenahi yang belum disetujui,” imbuh Abtokhi.
Ia berharap, pada FGD Laporan Antara ke-2 ini, keempat BLKK yang sudah disetujui prosesnya di Sipensi akan mendampingi BLKK lain. “Kita saling membantu agar nantinya semua bisa berjalan bersama,” papar dosen Prodi Fisika ini. Pada akhirnya, lanjut Abtokhi, pihak pemerintah ingin agar seluruh BLKK di seluruh wilayah Indonesia dapat menjadi inkubator bagi bibit-bibit wirausaha di lingkungan sekitar. Ketua LP2M UIN Malang, Prof. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. menegaskan pentingnya memiliki sertifikat dari Sipensi. Maka tidak berlebihan jika FGD yang dilakukan tiga hari ini sangat difokuskan pada pembenahan berkas. “Kalau sertifikat sudah kita dapatkan, maka kita akan dimudahkan pada proses selanjutnya. Jika ada pengajuan apapun, sertifikat itu menjadi pra-syarat wajib,” jelas Prof. Agus. Guru besar dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini mengingatkan bahwa peran BLKK tak hanya sekadar krusial. BLKK bisa menjadi ladang pahala bagi pegiatnya untuk membantu masyarakat sekitar. “Kita di sini beramal jariyah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. 23 BLKK yang masuk dalam Wilayah ke-5 dalam binaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini berasal dari tiga Propinsi berbeda. Selain dari Jawa Timur, ada juga yang dari Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. (nd)
UIN MALANG-Forum LPPM PTN Se-Jawa Timur yang diikuti 12 Perguruan Tinggi Negeri membahas peluang-peluang kolaborasi antar PTN yang dimulai tahun 2025. Ketiga narasumber di forum itu, Rabu (18/9), menekankan segala bentuk kerjasama di tiga bidang, yakni penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi ilmiah. Siapa saja yang bisa diajak kerjasama juga menjadi concern dalam forum yang dilaksanakan di Ijen Suites Resort & Convention, Kota Malang tersebut. Prof. Dr. Like Raskova Octaberlina, M.Ed., sebagai perwakilan narasumber dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengingatkan bahwa jangan pilih-pilih saat akan melakukan kerjasama. “Kecenderungan kita, yang juga menjadi tantangan internal, ialah hanya mau bekerjasama dengan yang lebih unggul dari kita,” ujarnya. Kecenderungan yang salah ini akhirnya mengabaikan perguruan tinggi lain yang dianggap tidak lebih baik. Padahal, masih menurut Prof. Like, jika mengikuti filosofi Cina, mereka akan selalu membantu sesama mereka. Agar nantinya, mereka bisa maju bersama. Hal ini harusnya ditiru oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi. “Jangan memikirkan peringkat saat mempertimbangkan siapa yang mau kita gandeng,” paparnya. Bahkan dengan perguruan tinggi yang secara peringkat di bawah kita pun, kerjasama tetap akan terjalin dengan baik. “Prinsip kerjasama itu bukan ingin maju sendiri, tetapi saling menguatkan dan maju bersama. Hasilnya, kita tak hanya ‘besar’ sendiri, tetapi juga turut membesarkan perguruan tinggi lain,” tegas Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Bahasan kerjasama ini juga disinggung oleh Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc. (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi Universitas Brawijaya, Malang). Pihaknya menyarankan untuk membentuk inkubator penulisan ilmiah antar PTN di Jawa Timur. Pelaksanaannya memanfaatkan sumber daya yang sudah dimiliki oleh PTN. “Kita minta guru besar atau peneliti senior di perguruan tinggi kita yang ahli di setiap bidang untuk memberikan bimbingan intensif pada calon-calon peneliti atau dosen-dosen muda,” jelasnya. Pemilihan isu sebagai fokus penelitian juga harus dipertimbangkan dengan matang. Jangan sampai setiap universitas memiliki fokus sendiri-sendiri. Sehingga tidak ada tujuan bersama yang dicapai. “Kita tentukan isu bersama agar ada simbiosis mutualisme,” gagas Andi. Mengamini gagasan lainnya, Agus Muhamad Hatta, S.T., M.Si., Ph.D. (Wakil Rektor IV, ITS Surabaya) juga memaparkan beberapa gagasan kerjasama yang dapat dilakukan ke-12 PTN di Jawa Timur. Salah satunya ialah membentuk Sister Lab dan Sister Pusat Halal. Dengan adanya kerjasama dalam bidang yang sama, visi-misi yang ingin dicapai setiap institusi tentu akan tercapai dengan lebih cepat dan efektif. (nd)