UIN MALANG-Berurusan dengan manajemen jurnal ilmiah se-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pusat Publikasi Ilmiah (PPI)-LP2M merasa perlu belajar lebih mengenai tata kelola. Karena itu, kru PPI beserta beberapa pengelola jurnal menuju Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas PTIQ Jakarta (6-8/11). Muhammad Anwar Firdausy, Ketua PPI UIN Malang menyatakan bahwa perjalanan timnya kali ini selain mempelajari pengelolaan jurnal bereputasi internasional, juga mengetahui bagaimana pengelolaan jurnal ilmiah di bawah payung LP2M di kedua kampus tujuan. Di Gedung PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus 2, tim PPI ditemui oleh para pengelola Studia Islamika. Jurnal tersebut adalah salah satu jurnal ternama di kalangan akademisi, khususnya yang berkiprah di bidang Studi Islam. Studia Islamika telah terinklusi dalam lembaga pengindeks internasional ternama, Scopus sejak 30 Mei 2015. “Keberadaan jurnal ini sendiri sudah sejak 1994 yang berawal dari sebuah tabloid keilmuan,” jelas Testriono, salah satu Editor senior di Studia Islamika. Telah tiga dekade beredar menyebarkan ragam keilmuan Studi Keislaman, pihak jurnal akan mengadakan konferensi internasional tahun pada 2025 mendatang bekerjasama dengan kampus dari Belanda.
Savran Billahi, Asisten Editor menambahkan, sejak awal keberadaannya hingga kini, Studia Islamika konsisten terbit tiga kali dalam setahun. Tiap tahunnya, lebih dari 200 naskah yang diterima pihak redaksi, namun hanya 21 naskah yang berhasil terbit. “Studia Islamika sempat mengalami penurunan quartil Scopus dari Q1 ke Q2. Namun, kami tidak patah semangat. Hal seperti itu wajar. It’s not the end. Kami tetap berjalan seperti biasa dan tetap menjaga kualitas naskah secara maksimal,” tuturnya. Tantangan pastinya dihadapi tim Studia Islamika. Hal ini diungkapkan oleh Abdullah Maulani. Salah satunya ialah karena sistem jurnal daring harus bermigrasi dari OJS 2 ke OJS 3 demi peningkatan kualitas performa. “Butuh waktu yang tidak instan, tapi semua akan teratasi selama kita teliti dalam pengerjaannya,” ujar Alan, sapaan akrabnya. Pada kunjungan ke lokasi kedua, Tim PPI UIN Malang disambut hangat oleh Ketua LP2M Universitas PTIQ, Aas Siti Solichah di Gedung Rektorat lt. 3. Ia mengenalkan kampusnya dengan menyatakan bahwa setidaknya ada beberapa kesamaan UPTIQ dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain basis keilmuan yang mengintegrasikan sains dan Islam, UPTIQ juga mewajibkan mahasiswa tahun pertama untuk tinggal dalam ma’had kampus. “UPTIQ dulunya hanya menerima mahasiswa pria, namun beberapa tahun belakangan, kami juga menerima perempuan dengan tetap memisahkan kelas,” jelas Aas.
Selain ketua LP2M UPTIQ, Sekretaris LP2M (Dr. Muhammad Khoirul Anwar), Koordinator Bidang Penelitian (Dr. Abdul Aziz), dan Koordinator Bidang Publikasi Penelitian dan Jurnal (Fikri Maulana, M.Pd.) turut menemui rombongan dari PPI UIN Malang. Mereka menuturkan bahwa saat menerima surel permintaan kunjungan, pihaknya sangat terkejut. “Ini jadi kesempatan kami juga untuk belajar bagaimana pengelolaan LP2M di UIN Malang, dan tentunya suatu saat kami ingin merealisasikan kerjasama resmi agar selanjutnya makin banyak program yang bisa kita lakukan bersama,” tutur Anwar. (nd)
UIN MALANG-Fakta bahwa tidak semua warga negara Indonesia memiliki kesadaran akan pendidikan, bukanlah isu belaka. Meski sudah memasuki zaman global, sebagian masyarakat desa masih beranggapan bahwa pendidikan bukan bekal masa depan cerah. Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Dawuhan, Syaiful Arifin, saat memberi pengarahan kepada peserta Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset di Balai Desa, Sabtu (2/11). Kurangnya kesadaran akan pendidikan menjadikan tingkat Drop Out sekolah di masyarakat pedesaan tidak berkurang. Problem itu kemudian merambat ke pernikahan di bawah usia matang yang lazim ditemukan di desa-desa. Akibat pernikahan dengan pengetahuan yang kurang matang, maka timbullah permasalahan lain, yaitu kemiskinan dan stunting dalam tumbuh kembang anak. "Ini menjadikan wilayah pedesaan kurang memiliki sumber daya yang mumpuni," ujar Kades Dawuhan. Selain memperoleh informasi mengenai demografis dan keadaan kemasyarakatn di desa, peserta pelatihan juga mendapatkan arahan dari Camat Poncokusumo, Didik Agus Mulyono.
Poncokusumo adalah satu dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang. Ia mengungkapkan bahwa wilayah tugasnya sendiri terdiri dari 17 desa dan 49 dusun dengan potensi yang beragam. "Hal-hal yang bisa dieksplor dari Poncokusumo, selain kekayaan alamnya ialah tradisi dan budayanya," jelas Didik. Setiap area bahkan memiliki tarian khas. Keberagaman ini, lanjut Didik, bisa jadi karena Poncokusumo sendiri ada di wilayah perbatasan dengan 3 kabupaten, yakni Lumajang, Probolinggo, dan Pasuruan. "Berdasarkan IDM (Indeks Desa Mandiri), seluruh desa di kecamatan ini sudah berproses menjadi desa mandiri sesuai dengan parameter yang ada," jelasnya.
Didik menjabarkan, dana desa tak hanya fokus untuk peningkatan infrastruktur desa, namun juga untuk banyak hal lain demi pengembangan desa. Salah satunya ialah untuk peningkatan perekonomian pedesaan. "Dengan berkembangnya desa melalui bumdes, maka anggaran desa tak hanya bergantung pada dana pemerintah, tapi juga dari pendapatan asli desa," harapnya. (nd)
UIN MALANG-Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset memasuki hari terakhir, Sabtu (2/11). Seluruh dosen, peserta pelatihan menuju Balai Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Kunjungan ini adalah awal dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan salah satu tugas dosen dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Syaiful Mustofa, M.Pd., MA. menyatakan, kegiatan pengabdian tak hanya akan dilakukan oleh dosen, namun juga berkolaborasi dengan mahasiswa. Syaiful Mustofa menyatakan begitu besarnya negara Indonesia sehingga banyak area yang belum tersentuh sebagai objek pengabdian. Di Kabupaten Malang saja, banyak kecamatan dan desa yang pasti luput dari teropong pengabdian kepada masyarakat. Maka, LP2M UIN Malang, sesuai amanah bupati Kabupaten Malang, akan fokus pada wilayah-wilayah yang belum tersentuh. "Ini juga merupakan amanah presiden agar kita berorientasi untuk mengabdi kepada negeri," imbuh dosen asal Pasuruan tersebut.
Ia berharap agar para dosen tidak berhenti setelah program pelatihan dua hari ini berakhir. Pihaknya berharap, ini adalah awal dari pelaksanaan pengabdian di seluruh Indonesia. "Tema pengabdian yang akan kami gagas kali ini adalah 'UIN Mengabdi: Kembali ke Desaku' agar tidak terbatas hanya di beberapa wilayah saja," paparnya. Kunjungan dalam rangkaian pelatihan ini dimaksud agar para dosen mendapatkan gambaran mengenai demografis desa. Informasi ini nantinya bisa digunakan saat mapping untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Untuk membantu mapping, dalam kunjungan ke Desa Dawuhan, para dosen mendapatkan arahan langsung dari Syaiful Arifin (Kepala Desa Dawuhan), Didik Agus Mulyono (Camat Poncokusumo), dan Prof. Dr. M. Alie Humaedi, M.Ag., M.Hum. (Badan Riset dan Inovasi Nasional). (nd)
UIN MALANG-Untuk membekali para dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, LP2M mengundang senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. M. Alie Humaedi, M.Hum., Jumat (1/11). Selain memaparkan dua metode penelitian (PAR dan ABCD) yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, ia juga mengajak peserta melakukan brainstorming untuk lebih jeli lagi menemukan objek penelitian di tempat pengabdian nantinya. Prof. Alie menyatakan bahwa desa bukan hanya sebuah ruang wilayah bagi tempat tinggal penduduk atau warga negara. Desa juga sebuah entitas dan ekosistem yang bisa tumbuh dan berkembang. “Di dalamnya juga menginternalisasi seluruh nilai kehidupan bermasyarakat,” jelas Kepala Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas di BRIN tersebut. Saat memaparkan materinya, ia mengungkapkan bahwa belum banyak para peneliti yang menyentuh area selatan Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Padahal area-area tersebut keunikannya banyak, hanya saja kurang dilirik,” imbuhnya. Justru, ia melanjutkan, yang paling banyak ditemukan dari area-area selatan Jawa ialah label saja. “Salah satu label yang melekat ialah kriminologi jika ditilik dari sejarah Indonesia,” paparnya. Label lainnya ialah bahwa wilayah selatan Jawa terkenal dengan hal-hal mistis serta kepadatan penduduk dan kekumuhan. Karena banyaknya labelling tersebut, peneliti gagal menemukan fakta-fakta lain yang bernilai riset. “Fakta-fakta ini ingin saya sebut dengan ‘modal’,” tegas guru besar asal Cirebon ini. Modal yang bisa diteliti dalam wilayah selatan Jawa ialah ekonomi pasar. Tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan pasar di area itu sangat hidup. Perempuan-perempuan berperan besar di dalamnya. Karena itu pula, penelitian dalam pemberdayaan perempuan di lingkup ekonomi layak diteliti di sini. “Ternyata, dalam wilayah tersebut, perempuan bukan cuma sekadar ‘konco wingking’,” jelas Prof. Alie. Perempuan, di wilayah selatan Jawa memiliki multi peran selain peran domestik. Perempuan bisa dengan luwes berkolaborasi dalam livelihood system. (nd)
UIN MALANG-Perguruan Tinggi sudah seharusnya melaksanakan Tri Dharma dengan serius sebagai institusi yang mendidik generasi bangsa. Untuk mendukung hal tersebut, LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melatih para dosen dari berbagai program studi untuk belajar mengenai pengabdian dan penelitian di Gedung Micro Teaching lt.2. Pada Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, para dosen berkesempatan belajar bersama ahli yang didatangkan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jumat (1/11). Acara yang dilaksanakan selama dua hari ini (1-2/11), menurut Ketua LP2M, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd., akan menjadi acuan Program Unggulan pada 2025. Namun, sebelum itu, jangka pendek yang direncanakan oleh LP2M ialah menjadikan seluruh peserta pelatihan sebagai DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) dalam Program KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) yang dilaksanakan di skala nasional dan internasional. “Kami sudah menyiapkan tempat-tempat di luar negeri untuk menjadi tempat KKM,” terang Prof. Agus Maimun. Dari data LP2M, beberapa tempat di luar negeri yang siap dijadikan lokasi pengabdian kepada masyarakat ialah tiga lokasi di Malaysia, sembilan lokasi di Thailand, dua lokasi di Kamboja, dan sekolah Indonesia di Mesir. Dengan dilaksanakannya pengabdian kepada masyarakat di berbagai lokasi di Indonesia dan luar negeri, pihak kampus berharap agar ada hasil berupa karya ilmiah berbasis riset yang terbit di jurnal-jurnal bereputasi tinggi. “Kita upayakan prestasi UIN Malang yang sudah dikenal sebagai PTKIN yang produktif,” Prof. Agus juga menambahkan, “Saat ini, kampus kita ada di posisi ketiga se-PTKIN di Indonesia sebagai universitas yang produktif dalam hal penelitian.” Para dosen UIN Malang tidak diragukan produktivitasnya sebagai peneliti handal di berbagai bidang studi. Namun, menurut Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Syaiful Mustofa, MA., UIN Malang masih minim dalam jumlah peneliti profesional. Maka, dengan workshop yang dilaksanakan, ia berharap makin banyak peneliti yang dimiliki oleh kampus berlogo Ulul Albab ini. Acara pelatihan/workshop dilakukan selama dua hari. Hari pertama, para peserta mendapatkan beberapa materi penelitian dari Prof. Dr. M. Alie Humaedi, M.Hum. Selanjutnya di hari kedua (2/11), mereka akan diajak ke Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang untuk menerima arahan mengenai kehidupan masyarakat desa setempat. (nd)
HUMAS UIN MALANG-Untuk kelima kalinya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyelenggarakan wisuda pada periode tahun 2024. Secara keseluruhan, ini merupakan gelaran wisuda ke-83 yang dilakukan pihak kampus. Seperti biasanya, jumlah yang diwisuda di Gedung Sport Center pada periode ini ialah 800 orang, Senin (28/10). Menurut laporan akademik yang dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag., 79% wisudawan lulus tepat waktu.
Tepat waktu yang dimaksud ialah: wisudawan Program Sarjana (S1) yang lulus delapan semester sebanyak 550, wisudawan Program Magister (S2) yang lulus empat semester sebanyak 86, dan dua wisudawan Program Doktor (S3) yang diwisuda kali ini seluruhnya lulus dalam enam semester. Tak hanya itu, persentase jumlah wisudawan yang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berpredikat Cumlaude ialah 85%. Wisudawan S1 dengan IPK Cumlaude sebanyak 582. Wisudawan S2 dengan Cumlaude sejumlah 97, begitu juga kedua Doktor yang diwisuda hari ini.
Dalam kategori jumlah wisudawan per program pada Wisuda ke-83 Periode Kelima Tahun 2024 menurut laporan WR1, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan meluluskan sebanyak 297 wisudawan, menjadikannya meluluskan wisudawan terbanyak. Selanjutnya, wisudawan terbanyak kedua ialah Fakultas Ekonomi dengan jumlah 148, disusul wisudawan Fakultas Syariah sebanyak 118. Sementara itu, Fakultas Psikologi melepas 61 lulusan, Fakultas Sains dan Teknologi dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan masing-masing meluluskan 34 wisudawan. Jumlah wisudawan paling sedikit ialah 19 dari Fakultas Humaniora. Sedangkan, total wisudawan Program Pascasarjana yakni 89.
Tiga wisudawan terbaik diumumkan di penghujung laporan akademik. Dari Program Sarjana, Chofifah Dwi Aprilia dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dinobatkan sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,98. Dari Program Magister, Mohammad Afif Choironi dari Prodi Manajemen Pendidikan Islam meraih IPK sempurna. Sementara itu, lulusan Program Doktor terbaik ialah Zubaidah dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab dengan IPK 3,88. (nd)
UIN MALANG-Mempersiapkan materi ajar merupakan salah satu kewajiban pengajar. Namun, di tengah zaman yang semakin modern, tentu banyak hal yang harus dilakukan para pengajar atau guru sebelum masuk kelas. Salah satunya ialah mempersiapkan media sebagai alat belajar di kelas. Tak dapat dipungkiri, tidak semua pengajar memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengutak-atik media atau aplikasi. Untuk itu, salah satu program yang dirancang kelompok UIN Mengabdi ialah mengajarkan aplikasi daring sebagai media ajar. Tempat yang disambangi kelompok dosen dan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ialah SDN 1 Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang (23/7) Nur Toifah, salah satu Ketua Kelompok UIN Mengabdi 2024, mengatakan, fokus timnya ialah meningkatkan kompetensi pedagogi para guru. Kompetensi tersebut menjadi salah satu tolak ukur kualitas guru karena menentukan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran yang efektif. “Untuk itu, mengetahui metode pengajaran dengan bantuan produk teknologi sangat dibutuhkan untuk menarik minat belajar siswa di kelas,” jelasnya. Dalam sesi pelatihan yang diberi tema “Penguatan Technological Pedagogy Knowledge Berbasis Moderasi Beragama Melalui Pelatihan Pemanfaatan Aplikasi Canva Pro bagi Guru Agama SDN” ini, timnya secara khusus berbagi penggunaan aplikasi Canva kepada para guru Agama. Dengan adanya pelatihan ini, para guru Agama diharapkan mampu mengembangkan perangkat atau modul ajar beserta medianya sesuai kurikulum.
Toifah melanjutkan, materi yang dibagikan ini dapat memudahkan para guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan membisakan bagi para siswa. “Tentunya ada nilai persaudaraan dan toleransi antar siswa yang ingin kami tekankan di sini sesuai tema UIN Mengabdi dari kampus,” paparnya. Selain Nur Toifah, M.Pd., tim UIN Mengabdi ini terdiri dari Supriyanto, M.Pd. dan mahasiswa Prodi Teknik Arsitektur, Ahmad Jabbar. Pelatihan ini dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama diisi pemaparan materi tentang proses pembelajaran yang baik dan menarik. Materi juga mencakup urgensi moderasi beragama dalam pembelajaran agama di Sekolah Dasar dengan latar belakang siswa yang beragam. Di sesi ini pula, para guru diajarkan cara penggunaan Canva Pro sebagai salah satu aplikasi yang bisa digunakan sebagai media ajar yang menarik. Sesi kedua digunakan untuk diskusi. Peserta mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan, seperti kemampuan pedagogi dan moderasi beragama. Pada sesi terakhir, para guru langsung praktik membuat media ajar menggunakan Canva Pro. Dimulai dari proses registrasi aplikasi hingga utak-atik fitur di aplikasi tersebut yang dapat mempercantik dan membuat media belajar semakin menarik.
UIN MALANG-Sivitas akademik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap peningkatan kualitas iman dan takwa masyarakat. Melalui program pengabdian masyarakat, UIN Mengabdi, para dosen ini menginisiasi kegiatan rutin kajian Surat Al-Waqiah dan kitab kuning, Sabtu (28/9). Kegiatan yang bertajuk “Menciptakan Masyarakat Religius Melalui Majlis Al-Waqi’ah” ini dihelat di Masjid Shirotol Mustaqim, Desa Pager, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Asrofik, Ketua Tim UIN Mengabdi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung sejak awal Ramadhan, tepatnya Maret 2024. Tak hanya berhenti ketika Ramadhan berakhir, kegiatan itu berlanjut hingga kini, bahkan direncanakan hingga akhir tahun 2024. Kajian seminggu sekali ini digelar setiap Sabtu sore pukul 16.30 WIB hingga menjelang Salat Maghrib tiba. Dalam kajian Sabtuan tersebut, masyarakat sekitar masjid diajak mendalami makna Surat Al-Waqi’ah serta kitab hadis klasik tersohor, Bulughul Maram. “Kami fokuskan pada hadis yang membahas adab serta menjelaskan hak dan kewajiban Muslim terhadap Muslim lain,” jelas Asrofik. Penjelasan mengenai etika antar sesama Muslim ini dipandang penting karena terkait dengan tata cara bersosialisasi yang baik, hingga pentingnya ukhuwah Islamiyah menurut Rasulullah Muhammad SAW. “Teori bermasyarakat ini sangat diperlukan di tengah kehidupan masyarakat plural dan modern ini,” paparnya.
Dukhan, Pembina Ta’mir Masjid Shirotol Mustaqim menyatakan, “Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini cukup tinggi.” Hal ini dibuktikan dengan puluhan warga sekitar masjid yang mengikuti kajian yang dipandu oleh tim dosen dan mahasiswa UIN Malang setiap pekannya. “Kajian seperti ini sekaligus sebagai cara memakmurkan masjid,” tambahnya. Sukri, warga setempat, mengatakan ia merasa mendapat berkah dengan mengikuti majelis besutan sivitas akademik UIN Malang tersebut. Sementara itu, warga lain, Hambali menyampaikan, “Majelis ini bisa mengembangkan diri warga desa dalam segi agama dan segi kemasyarakatan.” Tim UIN Mengabdi di Desa Pager, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan terdiri dari Asrofik (Ketua), Sutaman, Muhammad Amiruddin, Fabila Nimas Wedhari Ungu, dan Nevin Nismah.
UIN MALANG-Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru SPAN-PTKIN Tahun 2024 berlangsung hingga larut malam, Kamis (26/9). Di Hall milik Hotel Royal Senyiur, sesi selanjutnya fokus pada laporan tim yang terkait dengan penerimaan maba, seperti Tim Admisi dan Tim Pusat Ma’had Al Jami’ah. Tak hanya itu, Imam Ahmad, Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru, juga memaparkan data dan serba-serbi lainnya terkait proses ujian masuk UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Membuka presentasinya, Imam Ahmad melaporkan jika memang ada kenaikan dalam jumlah mahasiswa baru tahun 2024. Namun, jumlah tersebut kurang signifikan. Ia dan timnya bekerja dengan dukungan para pimpinan UIN Malang sejak jauh hari. Alhasil, proses penerimaan maba tidak mengecewakan. Sangat wajar, kata Imam Ahmad, jika kampus ingin mendapatkan mahasiswa sebanyak mungkin. Jumlah mahasiswa yang banyak tentu menjadi poin plus saat akreditasi. Namun, menurutnya, pihak kampus harus komitmen dengan standar minimum penerimaan mabanya. Jika hasil ujian calon maba tidak layak, maka tidak perlu dipaksakan diterima. “Memenuhi kuota memang penting, tapi jika yang diterima nilainya di bawah standar juga kurang baik,” tuturnya. Pasca presentasi setiap tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA., Rektor UIN Malang, mengutarakan pendapatnya. Ia dan seluruh jajaran tim mengapresiasi tinggi kinerja tim PMB. Ia juga memberi wejangan untuk selalu melakukan tiga hal yang urgen demi pengembangan kampus berlogo Ulul Albab ini. “Selalu kolaborasi, sinergi, dan networking,” tegasnya. Melakukan tiga hal ini, lanjut rektor, berimbas positif terhadap kualitas dan akreditasi UIN Malang. “Luasnya kerjasama juga menaikkan level dan melancarkan jalan kita menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum,” imbuhnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag., menambahkan bahwa UIN Malang harus membuka kerjasama dengan mitra yang lebih luas. Setahun belakangan, pihak pimpinan sudah mengadakan benchmarking ke berbagai lembaga di dalam dan luar negeri. “Semoga di tahun depan, ada mahasiswa-mahasiswa baru yang kita dapatkan dari special admission ini,” harapnya. Dr. H. Isroqunnajah, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Kerjasama menyambung bahwa tim PMB harus meneliti kembali peminat di setiap jalur. “Jalur mana yang minatnya tinggi, harus jadi perhatian khusus,” tambahnya. Ketua Kantor Admisi, Dr. H. Miftahul Huda, S.HI., MH. menyampaikan hasil kerja timnya selama beberapa bulan terakhir dalam upaya mempromosikan UIN Malang. Pihaknya secara khusus sudah mengunjungi berbagai sekolah dan pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selaras dengan kinerja Kantor Admisi, survey yang dilakukan Pusat Ma’had Al Jami’ah menunjukkan bahwa 47% maba UIN Malang tercatat pernah belajar di pesantren. Artinya, saat ini minat lulusan pesantren masih tinggi terhadap UIN Malang. Sehingga, tidak sia-sia meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pondok pesantren di berbagai daerah untuk menambah jumlah maba.