HUMAS-Pada hari kelima agenda PKDP Tahun 2022, academic librarian UIN Maliki Malang, Faizuddin Harliansyah bertindak sebagai pemateri di salah satu kelas pelatihan. Pada kesempatan itu, Pak Faiz begitu satu sapaan akrabnya menyampaikan materi dengan tema Eksplorasi scholarly communication landscape untuk sumber dan media pembelajaran.Jumat(23/12)
Dalam pemaparan materinya, Pak Faiz begitu sapaannya menjelaskan banyak hal terkait publikasi ilmiah. Hingga ada informasi penting yang dijelaskan langsung dalam forum tersebut. Informasi itu adalah tentang business model publikasi jurnal. "Jadi Bapak ibu sekalian, perlu diketahui bahwa model publikasi jurnal saat ini ada tiga macam, yakni Open Acces (OA), Closed Acces dan Hybrid, "terangnya.
Open Acces(OA)merupakan business model yang dikembangkan relatif cukup baru dibanding dengan clossed access. Penerbitan jurnal model OA ini mulai banyak diinisiasi pada awal tahun 2000an sebagian wujud dari keprihatinan bersama terhadap sustainability komunikasi ilmiah melalui jurnal ilmiah yang harga langganannya selalu meroket setiap tahunnya.
Closed Access merupakan business model yang konvensional dan tradisional yang selama ini diterapkan oleh banyak publisher terutama commercial publisher. Model ini dicirikan dengan diberlakukannya sistem langganan atau pembelian untuk dapat mengakses jurnal, terutama yang bersifat eletronik.
Model Hybrid merupakan gabungan dari model open access dan model closed access. Sekarsng model Hybrid ini banyak diterapkan oleh commercial publisher dengan tujuan untuk mengakomodasi para peneliti yang berjalan open access. Peneliti dapat memilih untuk mempublikasikan hasil penelitiannya secara open access atau closed access di suatu comersial publisher sekalipun.(ptt)
HUMAS-Dalam rangka pengabdian pada masyarakat, anggota KKM 95 Sahwahita ikut serta dalam proses mengajar di TPQ Nurul Hikmah Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang. Proses mengajar dimulai pukul 15.00 WIB hingga 16.00 WIB, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur’an pada santri. Kegiatan mengaji diawali dengan membaca surat-surat pendek dan hadits-hadits singkat yang sudah mereka hafal, dipandu oleh ustadzah yang mengajar di TPQ Nurul Hikmah.Kamis(22/12)
Setelah pembacaan rangakain surat pendek dan hadits, para santri diminta untuk menulis beberapa ayat yang ada di buku Iqro dan Al-Qur’an sesuai bacaan terakhir mereka. Para santri tampak bersemangat, kemudian dilanjutkan dengan membaca Iqro atau Al-Qur’an yang disimak oleh ustadzah dan mahasiswa KKM 95 Sahwahita. Masing-masing santri membawa buku penilaian untuk diisi oleh pengajar sehingga bisa dilihat setiap peningkatan kemampuan para santri tersebut.
Antusias para santri begitu jelas kelihatan dengan hadirnya mahasiswa KKM 95 Sahwahita, sebagian dari mereka tampak malu-malu untuk berkenalan. Ustadzah pengajar di Nurul Hikmah merasa sangat terbantu dengan adanya mahasiswa KKM 95 Sahwahita. Mereka merasa terbantu karena suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dibandingkan hari-hari biasanya.
Mahasiswa KKM 95 Sahwahita, berharap para santri lebih bersemangat dalam membaca Al-Qur’an. Sehingga dapat menjadi santri yang berkualitas untuk menghadapi kehidupan di dunia ini, menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.(*)
HUMAS-Hadir sekaligus menjadi pemateri pada hari keempat pelaksanaan PKDP Tahun 2022 yang berpusat di Hotel Ascent Premiere, Malang. Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Republik Indonesia(PKUB Kemenag RI)Dr. Wawan Junaidi, MA sangat aktif dan bersemangat dalam memberikan materi tentang moderasi beragama. Utamanya, pada kesempatan kali ini dibahas dari dasar terkait pemicu utama timbulnya konflik bernuansa agama di Indonesia.Kamis(22/12)
Dalam pemaparannya, Dr. Wawan Junaidi ini sangat memberikan pencerahan kepada para peserta. Disampaikannua bahwa semua agama sudah moderat tinggal pemeluknya yang mesti paham dengan ajaran kitabnya. Kementrian agama sendiri dalam LPJRM 2022-2024 khusus ada bab tentang Tata kelola kerukunan beragama dan moderasi beragama. "Hal inilah yang akan menjadi fokus kami(PKUB) kedepan!, "Tegasnya.
Lanjut, beliupun menjelaskan bahwa di agama Islam itu sumbernya berlandaskan dari al-Qur’an, al-Hadist, ijma,dll. Dicontohkannya, misal yang ada di dalam hadist yakni Muslim itu adalah mereka yang tidak menyakiti dengan lisan dan tangannya atau disebut dengan perbuatannya. Kemudian juga ada pernyataan dilarang bagi kamu(seorang muslim) sholat di pinggir jalan atau trotoar. "Lha, ini adalah hadist, "ucapnya.
Sehingga masih menurut Kepala PKUB ini bahwa agama sangat jelas sudah melarang hal demikian tetapi sebagian kelompok ada yang melakukannya dengan ekstrim. "Jadi pada kondisi demikian itu yang keliru sebenarnya adalah pemeluknya karena mereka kurang memahami agamanya sendiri, " terangnya. Sehingga perlu dipahami bahwa pemicu utama dari adanya konflik bernuansa agama adalah karena cara pandang beragama yang ekstrem. Sedangkan intinya yang dimoderasi itu adalah ummatnya, pengikutnya atau disebut juga sebagai pemeluknya. Lalu perlu diketahui bersama bahwa empat pilar yang pokok dalam moderasi beragama itu adalah anti kekerasan, komitmen kebangsaan, toleran dan menerima lokal budaya.(ptt)
HUMAS-Bertindak sebagai salah satu pemateri pada hari keempat di PKDP Tahun , Dr. Meinarni Susilowati, M.Ed memaparkan materi tentang media pembelajaran. Pada kesempatan itu, dijelaskan berbagai hal terkait dengan media pembelajaran. Uniknya di beberapa isi materi yang disampaikan ada hal penting, yang mungkin sedikit sekali disadari oleh para pengajar, pendidik, guru atau dosen. Oleh karena itu, ditekankan oleh Bu Meinarni sapaan akrabnya ini agar dosen tidak melupakan tiga poin yang wajib ada setiap kegiatan pembelajaran. Acara bertempat di Ballroom, Hotel Ascent Premiere, Malang.Kamis (22/12)
Tiga poin yang dimaksud oleh Bu Meinarni, yakni Learning skill, Literacy skill dan Life skill. Pertama, learning skill adalah keterampilan belajar. Saat ini keterampilan belajar semakin penting karena pengetahuan dan keterampilan berubah sangat cepat. Kedua, literacy skill adalah satu kemampuan yang diperlukan untuk memahami suatu data, angka maupun statistik dan yang ketiga life skill yakni suatu kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan manusia menghadapi tuntutan dan tantangan hidup secara efektif.
Itulah tiga poin utama yang dipaparkan oleh Bu Minerni. Dan ia pun berharap serta mewanti-wanti agar para dosen selau menyertakan ketiga keterampilan tersebut setiap saat dan kapanpun terjadinya aktivitas pembelajaran.(ptt)
HUMAS-Para anggota KKM 95 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berkontribusi untuk membantu suksesnya perayaan hari Ibu di SDN 1 Sumberngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.Kamis(22/12)
Perayaan hari ibu di SDN 1 Sumberngepoh dihadiri oleh semua orang tua atau wali murid dari kelas satu hingga enam. Acara tersebut dimeriahkan dengan pertunjukan dari seluruh kelas dan ekstrakurikuler seperti hafidz qur’an, tari dan pramuka. Cuaca di hari itu mendung dan cukup dingin namun sama sekali tidak mengurangi semangat para siswa SDN 1 Sumberngepoh. Mahasiswa KKM 95 Sahwahita membantu bapak dan ibu guru dengan ikut serta menjadi panitia dalam perayaan hari Ibu tersebut.
Untuk menambah kemeriahan, para mahasiswa sehari sebelumnya mengajak seluruh siswa untuk membuat surat atau kartu ucapan untuk diberikan kepada orangtuanya di penghujung acara diiringi dengan puisi yang dibawakan oleh beberapa siswa SDN 1 Sumberngepoh. Kartu ucapan tersebut dikreasikan dengan menggunakan amplop dari origami yang mereka buat sendiri, hal tersebut juga berguna untuk melatih motorik halus siswa. Kemudian sebagian anak diminta untuk menyampaikan pengalamannya ketika memberikan kartu ucapan.
Para guru dan kepala sekolah sangat senang dan merasa terbantu dengan adanya mahasiswa KKM 95 Sahwahita. Ucap trimakasih berlangsung dengan sesi foto bersama para guru dan mahasiswa. (*)
HUMAS-Kedatangan Kelompok KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki tema “Membangun Desa Berkelanjutan” di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang disambut hangat oleh masyarakat desa setempat. Sebelum memulai kegiatan KKM, terlebih dahulu diawali dengan pembukaan kegiatan KKM yang dilaksanakan secara bersamaan antara kelompok 95 dan 96.Rabu (21/12)
Acara pembukaan KKM bertempat di Balai Desa Sumberngepoh, yang dihadiri oleh Kepala Desa beserta jajarannya, Ketua PKK dan Karang Taruna, Kepala Sekolah SD dan SMP setempat, serta didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan(DPL) kelompok 95 dan 96.
Acara pembukaan KKM yang dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 14.00 WIB, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan sambutan koordinator kelompok yang diwakili oleh saudara Fairuz Syah Putra Wahyu. Dalam sambutannya, saudara Fairuz menyampaikan permohonan bimbingan dari jajaran perangkat desa dan dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan KKM di Desa Sumberngepoh ini.
Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan dosen pembimbing lapangan yang diwakili oleh Bapak Hasyim Amrullah, M.A selaku dosen pembimbing lapangan kelompok 96. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan visi, misi dan tujuan universitas yaitu integrasi sains dan Islam yang memadukan kurikulum perguruan tinggi dan tradisi pesantren, beliau juga menyampaikan terimakasih kepada perangkat desa dan masyarakat Desa Sumberngepoh karena telah menyambut kedatangan para mahasiswa dengan baik. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa agar selalu menjaga sikap dan perilaku selama berada di Desa Sumberngepoh.
“Jika mereka bermalas-malasan dan tidak menghidupkan masjid dan mushola, bisa ditegur langsung atau dilaporkan pada saya” ujar Bapak Hasyim kepada masyarakat Desa Sumberngepoh yang hadir dalam pembukaan KKM.
Sementara itu, Bapak Sutirsak selaku kepala desa memberikan sambutan dengan memaparkan kondisi Desa Sumberngepoh, terkait UMKM, pengelolaan sampah, dan keadaan Pendidikan di desa tersebut. Acara pembukaan KKM ditutup dengan melakukan penyerahan mahasiswa anggota KKM kepada desa dan dipasangkan ID Card oleh Bapak Sutirsak, sebagai bentuk simbolis.(*)
HUMAS-Salah satu poin penting dalam menjalankan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi oleh dosen adalah melaksanakan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitian berupa artikel di jurnal nasional maupun internasional. Publikasi dosen merupakan salah satu indikator utama dalam meningkatkan kinerja jurusan, fakultas dan perguruan tinggi untuk menggapai internasional reputasi (QS WUR). Demikian diungkapkan oleh Prof.Dr Achmad Sani Supriyanto, SE, M.Si, Guru Besar Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, sebagai nara sumber kegiatan “Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKPD)”, yaitu pelatihan untuk membekali bagi para dosen muda di PTKIN untuk meningkatkan skill dan kompetensi pengajaran, termasuk publikasi ilmiah. Kegiatan ini dilaksanakan di Ascent Premiere Hotel and Convention, Malang.Rabu(21/12)
Menurut Prof Sani begitu sapaan akrabnya ini bahwa sebagai seorang dosen akan dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian termasuk artikel yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional, baik secara individual, kolaborasi dengan kolega, mahasiswa, maupun dengan peneliti dari berbagai negara. Hal ini penting agar portofolio rekam jejak sebagai dosen dan peneliti akan selalu tercatat dan dapat dilihat di berbagai platfom digital, seperti Goggle Scholar, Scopus, Publon, Reseachgate dan lainnya.
Semakin banyak hasil publikasi maka akan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan reputasi serta eksistensi peneliti, yang pada ujungnya akan berkontribusi dalam mempercepat raihan internasional reputasi university.
Lanjut, masih kata Prof. Sani bahwa aktivitas meneliti, menulis artikel sekaligus mempublikasikan di jurnal sebenarnya bukan hal yang sulit, tetapi juga tidak mudah. Perlu kehati-hatian untuk memastikan bahwa artikelnya tidak di-reject/ditolak. "Pastikan bahwa artikel nya sudah memenuhi persyaratan kaidah ilmiah, minimal telah memenuhi kaidah IMRaD (introduction, method, result, dan discussion). Pilih jurnal yang sesuai keilmuan atau scoupe jurnal, jangan yang multidisiplin. Termasuk sesuaikan gaya selingkung, table serta daftar pustaka!," jelasnya. Kemudian periksa jurnal yang akan dituju, melalui laman Scimago Journal Rangkin (SJR) serta ID Scopus, apakah benar-benar bereputasi, hindari jurnal predator, apalagi discountinued, karena tidak bisa dipakai untuk syarat khusus kepangkatan.
"Jangan salah pilih jurnal, karena kalau artikel tersebut sudah di publikasikan, maka akan sangat sulit di tarik kembali. Karena itu dipastikan artikel yang ditulis sangat bagus, menarik dan menggandung novelty, maka pilih jurnal yang bereputasi termasuk juga publisher nya," imbau Prof Sani.
Perlu diketahui kegiatan PKDP tersebut diikuti oleh 120 dosen pemula dari berbagai perguruan tinggi keagamaan se-Jawa Timur seperti UIN Tulungagung, IAIN Kediri, IAIN Ponorogo, dan ada PTKI lainnya dari Bali.(san22/ptt)
HUMAS-Bagi sebagian dosen ataupun peneliti, menentukan judul artikel terkadang masih menjadi sesuatu yang tidak mudah. Hal tersebut sebenarnya bukan karena soal dosen atau peneliti tidak paham terhadap apa yang telah mereka tulis dalam artikelnya namun lebih dari itu sebagian dari dosen atau peneliti kurang mempelajari kaidah- kaidah penulisan judul artikel. Padahal sebenarnya hal itu sederhana dan tidaklah sulit. Kali ini Ketua Rumah Jurnal UIN Maliki Malang, Dr. Hj. Rohmani Nur Indah, M.Pd berbagi tips yang berisi kaidah-kaidah dalam penulisan judul artikel. Hal itu, Bu Indah sapaan akrabnya ini sampaikan ketika menjadi pemateri pada hari ketiga PKDP tahun 2022 di Ballroom Hotel Ascent Premiere Kota Malang.Rabu(21/12)
Kaidah-kaidah penulisan jurnal menurut pemaparan dari Bu Indah adalah sebagai berikut: Pertama, judul karya ilmiah adalah pernyataan sederhana tentang isi karya ilmiah. Kedua, judul mengidentifikasikan isi karya ilmiah dengan jelas, dan tepat serta dapat membuat pembaca mendapatkan gagasan mencari karya ilmiah yang pernah dibaca tetapi masih berkaitan.
Ketiga, judul itu semacam promosi untuk karya ilmiah sehingga mesti spesifik. Keempat adalah hindari penggunaan kata-kata seperti berikut: "Studi tentang tentang..", "Investigasi", "Pengamatan pada",...dll. Terakhir, tidak mempergunakan singkatan dan jargon-jargon.
"Itulah kaidah-kaidah sederhana dalam rangka menentukan judul artikel, selamat mencoba dan dipraktikkan, "jelasnya.(ptt)
HUMAS-"Manajemen Risiko yang baik adalah yang tidak hanya didokumentasikan dan dipublikasikan tetapi juga harus diimplementasikan".Begitu singkat, jelas tetapi juga berbobot. Itulah prakata yang disampaikan oleh Mariana Puspa Dewi, SE, M.I.Kom.,CRA.,CRP saat menjadi pemateri pada kegiatan penguatan implementasi manajemen risiko di Universitas Islam Negeri Maulana Maliki Ibrahim Malang(UIN Maliki Malang). Acara yang terselenggara melalui Unit Satuan Pengawasan Internal(SPI) UIN Maliki Malang itu berpusat di Aula Lt. 5,Gedung Rektorat, DR. (HC) Ir. Soekarno.
Pada kesempatan itu, Ibu Mariana begitu sapaan akrabnya ini memaparkan secara urut dan detail terkait apa pun itu menejemen risiko. Sebelum masuk pada paparan materi yang lebih jauh dan mendalam maka disinggung sejenak terkait pentingnya penguatan menejemen risiko. Dijelaskannya bahwa menejemen risiko itu penting bagi siapa pun baik bagi lembaga atau instansi hingga masyarakat. Berikut adalah beberapa hal yang membuat menejemen risiko itu penting yakni: sebagai mediasi untuk pengambilan kebijakan yang efektif, standarisasi yang tinggi dalam layanan pelanggan, peningkatan kapasitas organisasi, peningkatan moral instansi, meningkatkan efektivitas pelaksanaan program dan mensupport transparansi. Sedangkan pentingnya bagi masyarakat antara lain: sebagai alat kontrol terhadap perubahan lingkungan yang tidak disangka, bagian dari syarat investor dan regulator serta menjadi bagian komponen dari tuntutan masyarakat untuk meningkatkan good governance.
Hal tersebut ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Wakil Rektor (WR I) bidang Akademik UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M. Ag bahwa manajemen risiko merupakan hal penting bagi sebuah lembaga. Apalagi lembaga pendidikan tinggi seperti UIN Maliki Malang yang sedang menuju visi besarnya yakni menjadi kampus unggul bereputasi internasional. "Semua apa yang ada di sekitar kita sesungguhnya memiliki risiko. Namun demikian tidak perlu ditakuti tetapi sebaliknya harus dikenali, dipantau, ditangani dan akhirnya bisa diminimalisir atas risiko yang ditimbulkannya, "jelasnya. Sehingga melalui agenda penguatan menejemen risiko tersebut diharapkan mampu membangun komitmen tinggi, dengan bersama-sama memahami adanya risiko di segala lini mulai dari aspek anggaran, sumber daya manusia(SDM), sarana dan prasarana(sarpras) hingga di bagian akademik.(ptt)