UIN MALANG-Dalam satu institusi, sudah sepatutnya segalanya berjalan beriringan. Termasuk dalam institusi Pendidikan, seluruh dosen harus memiliki visi-misi yang sama saat menyampaikan materi ajar. Hal ini menjadi fokus Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) saat menyelenggarakan Pengarahan Rektor dan Sosialisasi Falsafah Ulul Albab, Kamis (16/2) di Aula Pertemuan Gedung Rektorat lt. 5. Sebagai kampus yang concern di bidang integrasi keilmuan, seluruh materi yang diajarkan kepada mahasiswa tentu harus terintegrasi dengan sumber-sumber keislaman, yakni al-Quran dan hadis. Rektor Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. menyatakan pentingnya pembelajaran keilmuan yang terintegrasi. “Karena semua ilmu asalnya dari ayat qauliyyah dan kauniyyah,” paparnya saat menjelaskan bukunya berjudul Falsafah Pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. “Riset-riset mengenai konektivitas dalil-dalil dalam Quran dan hadis juga bersifat urgen,” tambah Prof. Zain.
Untuk itu, praktik kolaborasi studi antardisipliner atau rukun keilmuan harus diadakan. “Bisa saja dosen-dosen dengan bidang ilmu yang berbeda, mengemukakan pendapatnya masing-masing dan dikolaborasikan hingga ada keilmuan baru yang muncul,” jelas Prof. Zain di depan undangan yang terdiri dari seluruh dosen UIN Malang di berbagai fakultas dan jurusan. Rektor juga mengemukakan pentingnya membiasakan diri dengan produk teknologi. Menurutnya, “Perkembangan teknologi yang masif jangan diartikan secara negatif. sebaliknya, kita harus menjadikan teknologi canggih ini sebagai alat untuk memahami ilmu yang bersumber dari al-Quran dan hadis.” Sementara itu, Ketua PSIS, Dr. Begum Fauziyah, M.Farm. menyatakan pihaknya akan terus merutinkan program diseminasi integrasi Islam dan sains dengan dukungan LP2M UIN Malang setiap tahunnya. Buku tentang falsafah Pendidikan yang ditulis rektor, menurutnya harus dijadikan acuan oleh seluruh dosen saat merencanakan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Nomor 1290 Tahun 2022 mengenai Buku Falsafah Pendidikan Ulul Albab: Standar Kompetensi Lulusan dan Pengembangan Kurikulum Berbasis KKNI dan SNPT. Pihak PSIS berharap agar integrasi Islam dan sains senantiasa dapat dipraktikkan oleh para pengajar sehingga nilai-nilainya dapat dipahami dan tumbuh di setiap program studi dan fakultas. (nd)
UIN MALANG-Menjelang dimulainya perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2022-2023, Program Khusus Perkuliahan Bahasa Inggris (PKPBI) mengadakan workshop khusus bagi staf pengajarnya yang tersebar di semua fakultas. Bertema "Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Teknologi Informasi", lebih dari 40 dosen mengikuti sesi akademik yang menghadirkan Dr. Gumawang Jati, MA., dosen Bahasa Inggris senior dari Institut Teknologi Bandung tersebut. Agar materi yang didapatkan lebih banyak, pihak PKPBI merancang pelaksanaan workshop selama setengah hari kerja agar tak hanya materi yang didapat, namun juga praktik bersama narasumber di Ruang Meeting Gedung Rektorat lt. 3.
Sesuai temanya, Gumawang berbagi bahwa era 5.0 merupakan era ketergantungan terhadap gawai/gadget. Pasalnya, objek ajar atau mahasiswa saat ini, lebih menyukai aktivitas yang memungkinkan mereka untuk menggunakan gawainya dimana pun. "Maka kita harus pahami betul bahwa saat ini kita berada di the changing world yang merupakan transisi dari 4.0 menuju 5.0," jelas dosen yang mendapat gelar masternya dari The University of Warwick, Inggris.
Karena ketergantungan mahasiswa dengan gadget, tidak heran jika mereka lebih memilih berinteraksi dengan mesin Artificial Intelligence (AI). AI, menurut penuturan Gumawang, merupakan platform yang dapat melaksanakan apapun, termasuk mengerjakan tugas kuliah. Lalu, apakah hanya mahasiswa saja yang bisa memanfaatkan produk-produk AI?
Dosen, lanjut Gumawang, juga dapat memanfaatkan produk AI untuk mempersiapkan materi ajar. "Persiapan mengajar bisa memakan waktu, ada yang menghabiskan waktu seminggu ataupun sehari. Maka produk AI yang cocok bagi pengajar, bisa dicoba," ujarnya. Selanjutnya, di sesi yang sama, Gumawang memperkenalkan beberapa situs online yang dapat digunakan dalam kelas. Ia menuturkan, "Biasanya saat kita minta mahasiswa menjawab pertanyaan, mereka lebih memilih diam. Dengan aplikasi online ini, biasanya mereka bisa diajak berinteraksi aktif di sesi brainstorming."
Seperti yang dideskripsikan di atas, peserta workshop dari PKPBI juga berkesempatan mencoba dan mempraktikkan produk AI yang disarankan Dr. Gumawang Jati. Beberapa aplikasi daring yang dicoba memungkinkan dosen untuk mempersiapkan materi dengan cepat. Namun, Gumawang menyatakan, ada beberapa hal yang perlu diingat saat menggunakan AI untuk membuat materi ajar. Pertama, apakah teks yang akan digunakan sudah sesuai dengan level mahasiswa dan topik yang direncanakan. Kedua, apakah pertanyaan atau latihan yang disarankan AI sesuai dengan materi. "Dosen juga bisa mengubah pertanyaan, tidak harus sesuai dengan yang disarankan AI. Jadikan produk-produk ini sebagai acuan dan bahan belajar kita sebagai dosen," paparnya mengingatkan.
Workshop ini merupakan workshop rutinan yang diadakan oleh PKPBI di bawah naungan Pusat Pengembangan Bahasa. Acara semacam ini diadakan untuk me-refresh para dosen yang bisa jadi suntuk dengan materi dan media yang selama ini digunakan. Saat membuka workshop, Prof. Dr. M. Abdul Hamid menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengadakan workshop minimal sekali per semester bagi para dosen. Dengan ini, ia berharap agar para pengajar dapat mengajar lebih efektif dan efisien. (nd)
UIN MALANG-Area sekitar Lapangan Utama Kampus 1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, telah dipenuhi mahasiswa beralmamater menjelang Pukul 07.00 WIB. Tak seperti biasanya, selain tas atau ransel, mereka juga menenteng koper atau tas besar layaknya akan pindah hunian. Wajar saja, hari ini merupakan hari perdana pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Periode 2022-2023, Senin (19/12). KKM yang akan dilaksanakan selama lima minggu hingga pertengahan Januari 2023 mendatang ini diikuti sebanyak 3625 mahasiswa yang mayoritas semester lima dari berbagai jurusan. Dr. Syaiful Mustofa, Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat-LP2M mengumpulkan seluruh peserta KKM untuk sekali lagi memberikan wejangan pra pemberangkatan ke setiap tempat pengabdian. Ia mengingatkan pentingnya mengikuti panduan atau pedoman KKM selama menjalankan program kerja nantinya. Meski waktu pengabdian relatif singkat, mahasiswa dihimbau untuk memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin. “Pastikan kalian diterima masyarakat setempat agar program kerja yang dicanangkan dapat berjalan lancar,” paparnya. Tak hanya itu, ia menekankan setidaknya ada tiga hal yang harus ditanamkan di benak setiap peserta, “Menjaga akhlak, menjaga almamater, dan menjaga diri.”
Sementara itu, Prof. Dr. Umi Sumbulah hadir untuk meresmikan pemberangkatan peserta KKM Periode 2022-2023. Beberapa hal untuk hidup dan berbaur di masyarakat disampaikan pula oleh Wakil Rektor Bidang Akademik ini. Hal pertama, menurutnya, yang harus dilakukan oleh mahasiswa peserta KKM ialah membangun relasi dengan berbagai pihak, seperti organisasi masyarakat, organisasi pemuda, dan organisasi keagamaan. “Organisasi-organisasi tersebut merupakan simbol dari suatu masyarakat. Maka penting untuk diajak berdiskusi dan bekerja sama,” tuturnya. Sebagai tamu di lokasi KKM nanti, peserta diminta untuk memiliki sikap sebagai Islam yang moderat, sesuai dengan amanah Kementerian Agama Republik Indonesia. Sikap-sikap yang dimaksud ialah memiliki semangat kebangsaan, bersikap toleran terhadap segala perbedaan, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya setempat. “Masyarakat memiliki kearifan yang harus dihargai, jangan disalah-salahkan. Niat berdakwah pun ada aturannya,” nasihat Prof. Umi. Lebih lanjut, terkait aspek akademik, pihak kampus berharap akan ada banyak tema riset yang bermunculan pasca penyelenggaraan KKM. Kolaborasi riset antara dosen dan mahasiswa tentu akan menambah khazanah keilmuan dan memberikan sumbangsih terhadap masyarakat tempat riset. “Bisa juga tema riset nanti dijadikan bahan untuk tugas akhir mahasiswa,” saran WR1 sebelum mengakhiri sambutannya. 3625 mahasiswa peserta KKM Periode 2022-2023 ini disebar ke 10 kecamatan di Kota dan Kabupaten Malang. Terdapat total 321 kelompok yang akan diawasi oleh DPL yang berasal dari tenaga pendidik UIN Malang. Tak hanya KKM reguler, Pusat Studi Pengabdian Masyarakat juga akan memberangkatkan 25 mahasiswa peserta KKM Internasional di akhir tahun. (nd)
UIN MALANG-KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) sudah di depan mata, mahasiswa mulai mempersiapkan program-program apa saja yang bisa diimplementasikan. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Banyak keraguan apakah bisa memenuhi harapan kampus dan juga masyarakat di lokasi KKM. Untuk menjawab kegelisahan mahasiswa tersebut, Pusat Studi Pengabdian Masyarakat di bawah naungan LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengumpulkan lebih dari 500 mahasiswa, perwakilan setiap kelompok dalam Pembekalan KKM Periode 2022-2023 di Aula Gedung Rektorat lt.5, Selasa (22/11). Dr. Syaiful Mustofa, Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat menyatakan, pada intinya pelaksanaan KKM adalah untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi di masyarakat. Tentu tidak bisa asal membuat program kerja tanpa mengetahui lokasi KKM yang akan ditempati. “Diskusikan dengan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) dan teman setim, juga dengan perangkat masyarakat,” paparnya. Ia melanjutkan, saat merencanakan program KKM, mahasiswa harus mempertimbangkan visi-misi universitas. Karena UIN Malang concern dalam integrasi keilmuan, maka program-program yang dilakukan terbagi menjadi dua, “Program keagamaan dan kemasyarakatan.” Ia menegaskan, program keagamaan adalah hal yang membedakan KKM dari UIN Malang dengan kampus lain. “Maka pastikan lokasi KKM nanti dekat dengan masjid setempat,” ujarnya mengingatkan. Dalam kegiatan Pembekalan KKM Periode 2022-2023 tersebut, Kepala Camat Kecamatan Pujon, Drs. Kasiyanto, MM. juga turut hadir. Ia memberikan gambaran secara umum tentang apa yang bisa dilakukan mahasiswa di lokasi KKM nanti. Ia menjelaskan, ada dua kategori potensi wilayah yang bisa dijadikan ranah program kerja KKM, yakni potensi fisik dan non-fisik. Potensi fisik meliputi tanah, air, demografi masyarakat, cuaca dan iklim, serta ternak. Sementara itu potensi non-fisik ialah adat istiadat, aparatur pemerintah, dan lembaga sosial.
Terkait potensi pemerintahan, Kasiyanto menjelaskan bahwa mahasiswa juga dihimbau membantu kinerja aparat desa di lokasi KKM. Program kerja yang bisa dilakukan di ranah ini ialah pembangunan infrastruktur desa, pembinaan kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga bisa menyentuh potensi fisik seperti membantu pengembangan destinasi wisata agar masyarakat sekitar tempat wisata tersebut dapat lebih berdaya. Dalam kesempatan tersebut, Pusat Studi Pengabdian Masyarakat juga menghadirkan Dinia Saridewi, MA., Redaktur News Program UBTV. Ia khusus menjelaskan cara membuat tulisan dalam bentuk berita sebagai salah satu outcome KKM. Kepala LP2M, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. dan Sekretaris LP2M, Ahmad Abtokhi juga turut hadir untuk membuka kegiatan Pembekalan KKM Periode 2022-2023 pagi hari itu. (nd)
UIN MALANG-Menjelang akhir perkuliahan semester ganjil menjadi tanda akan dimulainya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Setelah melalui proses pendaftaran sebulanan ini bagi mahasiswa sebagai peserta KKN dan dosen sebagai pembimbing lapangan (DPL), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) mengundang seluruh DPL pada Pembekalan KKN Periode 2022-2023 di Aula Gedung Rektorat lt. 5, Senin (21/11). Acara tersebut dihadiri Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat, Dr. Syaiful Mustofa dan Kepala LP2M, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. Syaiful Mustofa menyatakan akan ada tiga skema KKN yang serentak dilaksanakan Desember mendatang. Ketiganya ialah KKN Reguler, KKN Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), dan KKN Internasional. Hal ini sesuai dengan informasi yang pernah dipaparkan saat Workshop Penyusunan Roadmap Tema Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Juni lalu. KKN MBKM merupakan skema yang direncanakan Menristek-Dikti. Hanya saja, terdapat sedikit perubahan. “Pelaksanaan dan masa KKN diseragamkan sehingga tanggal mulai dan berakhirnya akan bersamaan,” jelas Syaiful saat membuka pembekalan bagi DPL.
Lebih lanjut, dosen yang fasih berbahasa Arab itu memaparkan tugas-tugas utama DPL saat mendampingi mahasiswa dalam pelaksanaan KKN. DPL tidak hanya bertugas saat KKN Berlangsung. “Tugas DPL dimulai bahkan sebelum KKN, yakni menemani mahasiswa mensurvey lokasi KKN,” jelasnya. DPL, masih kata Syaiful, harus memastikan lokasi dan tempat tinggal mahasiswa yang ditempati selama pelaksanaan KKN. Sebagai pembimbing, DPL juga wajib mengajarkan tata cara bermasyarakat agar tidak ada masalah berarti dalam prosesnya. Yang terakhir, DPL harus membimbing peserta KKN dalam penyelesaian laporan. Hal ini berkaitan dengan tugas akhir DPL untuk memberi nilai kepada para peserta sebagai syarat lulusnya pelaksanaan KKN. Pada momen yang sama, Prof. Agus Maimun menjelaskan teknis metode penelitian yang akan dilakukan para DPL. Pasalnya, salah satu kewajiban mereka ialah menerbitkan hasil KKN di jurnal ilmiah. Untuk memulai penelitian, hal yang sangat penting yang harus ditemukan saat proses KKN ialah potensi masyarakat. Menurutnya, potensi masyarakat tidak selalu nampak. Bersama dengan mahasiswa, DPL harus menggali dan mencari tahu apa yang bisa dilakukan masyarakat di kemudian hari. Tentunya ini berkaitan dengan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan apa yang sudah ada di desa mereka. “Dengan begitu, program utama KKN adalah memberdayakan masyarakat secara maksimal berdasarkan potensi yang mereka miliki,” jelas Prof. Agus. (nd)
UIN MALANG-Perhatian terhadap kehalalan suatu produk makin meningkat. Hal ini berimbas pada menjamurnya informasi mengenai kehalalan, terutama melalui media daring. Sayangnya, tidak semua info yang beredar terbukti valid, justru yang hoaks yang sering dipercaya masyarakat. Ini berlaku tidak hanya di Indonesia dengan penduduk yang mayoritas Muslim, di negara lain dengan Muslim minoritas pun mulai menggiatkan informasi mengenai kehalalan produk yang benar dan dibuktikan secara ilmiah. Melihat fenomena tersebut, maka benar isi sambutan Prof. Dr. Agus Maimun dalam rangkaian pembukaan Maliki 1st International Islamic and Science Expo (MIISE) di Aula lt.5 Gedung Rektorat (15-16/11). Ia menyatakan bahwa fenomena halal berlaku juga di konteks internasional. Karena itu, ketika seorang Muslim bepergian ke luar negeri, mereka tidak akan menemukan banyak kesulitan saat ingin makan atau minum. Hampir di setiap negara saat ini sudah memiliki sertifikasi halal yang ditangani oleh komunitas Muslim terpercaya. Beberapa restoran, meski bukan masakan Timur Tengah, telah mencantumkan sertifikasi yang menyatakan bahwa menu-menu mereka terjamin kehalalannya. Ia melanjutkan, globalnya fenomena halal memudahkan UIN Malang sebagai institusi pendidikan yang juga concern terhadap industri halal untuk menjalin banyak partnership dengan lembaga lain, baik itu dengan institusi pendidikan lain, maupun perusahaan. Sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Prof. Agus mengapresiasi perhelatan perdana MIISE. Dengan acara berkonsep pameran ini, akan banyak kerjasama yang dapat terealisasi dalam waktu dekat. “Saya harap, tahun depan akan ada MIISE ke-2,” tuturnya. Begum Fauziyah, Ketua PSIS, menyatakan MIISE merupakan acara berkonsep pameran atau expo. Penggagasnya ialah Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) yang berada dalam naungan LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tak hanya sekadar memamerkan produknya, para peserta expo yang berjumlah 50 itu sekaligus berkompetisi untuk memperebutkan reward dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) Indonesia. Ada tiga kategori pameran dalam MIISE perdana ini: product of halal industry, learning media and digital technology on Islamic Values, dan application of digital technology for halal industry. (nd)
UIN MALANG-Fenomena “Produk Halal” yang marak di masyarakat akhir-akhir ini menarik diperbincangkan. Tak hanya menjadi topik obrolan ringan, nyatanya menjamin kehalalan suatu produk perlu proses yang kompleks. Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menghelat hajatan akbar Maliki 1st International Islamic and Science Expo untuk mengenalkan produk-produk halal dalam bentuk pameran. Acara yang dilaksanakan dua hari (15-16/11) penuh ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kehalalan produk di kalangan masyarakat. Saat membuka MIISE, Wakil Rektor Bidang AUPK, Dr. Ilfi Nur Diana menyatakan, jaminan halal suatu produk sebenarnya bukan hanya tanggung jawab BPJPH sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikasi. Lebih dari itu, setidaknya ada tiga kalangan yang memiliki misi untuk mengembangkan industri halal. “Bukan hanya masyarakat atau swasta, namun ada juga pemerintah, dan perguruan tinggi yang bertugas meningkatkan pengetahuan mengenai industri halal,” jelas Ilfi. Ini membuktikan bahwa kehalalan produk bukan concern perorangan, melainkan problem bersama yang harus dikawal agar tidak terabaikan. Ilfi memberikan contoh ketika membeli oleh-oleh di Pulau Dewata, Bali. Beberapa tahun lalu, tidak ada jaminan halal untuk setiap produk yang dijajakan di one-stop shopping terkenal di pulau tersebut. Hal ini membuat masyarakat, terutama Muslim ragu untuk membelinya. Namun, seiring dengan kesadaran akan kehalalan produk di kalangan industri, saat ini, hampir seluruh produk oleh-oleh panganan sudah bersertifikasi dan berlogo halal resmi. UIN Malang, sebagai institusi pendidikan negeri yang mendasarkan seluruh pengajarannya pada ilmu agama Islam, otomatis berperan sebagai agen yang mensosialisasikan dan membantu industri halal. Tak hanya ingin merambah UMKM di sekitar kampus saja, tutur Ilfi, UIN Malang akan melebarkan sayapnya sebagai agen penjamin halal ke seluruh Indonesia dengan menggandeng banyak partner di berbagai daerah. MIISE adalah salah satu cara bagi kampus berlogo Ulul Albab ini untuk menggaet kerjasama dengan instansi dan unit usaha di Indonesia. (nd)
UIN MALANG-Menjelang akhir tahun 2022, banyak hal yang perlu ditelaah kembali, terutama kinerja selama satu tahun. Hal ini berlaku juga bagi para pengurus jurnal ilmiah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Untuk mengetahui hasil workshop pengelolaan jurnal yang dilaksanakan September lalu, Pusat Publikasi Ilmiah (PPI) di bawah naungan LP2M mengundang seluruh pengelola jurnal dalam Monitoring dan Evaluasi Kinerja Jurnal UIN Malang, Senin (14/11). Menurut M. Anwar Firdausy, Ketua PPI, kali ini pihaknya mengundang seluruh pengelola jurnal tanpa terkecuali. Jika biasanya hanya Editor-in-Chief saja yang diundang, pada pertemuan kali ini, ia ingin agar pengelola lain juga turut hadir, baik itu staf yang mengurus bagian administrasi, maupun editor konten atau bahasa. “Semua personel jurnal harus mengetahui permasalahan jurnalnya masing-masing sehingga bisa didiskusikan bersama permasalahannya,” tutur Dosy, sapaan akrabnya. Kehadiran Rumah Jurnal, lanjutnya, merupakan wadah bagi para pengurus jurnal untuk berkeluh kesah dan diskusi mengenai apa yang dihadapi saat menangani penerbitan jurnal. “Anggap Rumah Jurnal sebagai tempat konseling untuk setiap masalah perjurnalan,” ujarnya.
Dalam kesempatan di siang hari tersebut, Ketua Rumah Jurnal, Rohmani Nur Indah memimpin jalannya Monev. Ia membahas setiap permasalahan yang diajukan pengelola melalui formulir daring sebelum acara dimulai. Menurutnya, serba-serbi mengelola jurnal itu seragam, artinya, hampir semua pengelola mengalaminya. Permasalahan terberat tentu dialami mereka yang baru merintis jurnal serta yang memiliki rangking pemula. Kekurangan naskah, tidak adanya mitra bestari untuk menelaah naskah sebidang, serta kekurangan personel adalah hal yang pasti dialami. Karena itu, Rumah Jurnal didirikan agar menjadi tempat sharing and caring. Setelah berbagi problem, maka seluruh pengelola diharapkan saling memberikan masukan. Sehingga, jurnal-jurnal di UIN Malang nantinya akan maju bersama-sama. (nd)
UIN MALANG-Tak hanya menjadi slogan, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang serius menerapkan integrasi keilmuan yang memang selalu menjadi metode pengajaran di kampus. Untuk membekali dosen-dosen muda di kampus, Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) di bawah naungan LP2M mengadakan Sosialisasi Panduan Integrasi Islam dan Sains di Aula Gedung Micro Teaching lt.3, Senin (14/11). Pada kesempatan tersebut, PSIS juga mengeluarkan panduan integrasi keilmuan dalam bentuk buku berjudul "Falsafah Pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang".
Begum Fauziyah, Ketua PSIS menyatakan buku yang disosialisasikan bersama rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini nantinya akan menjadi acuan pembelajaran dengan penerapan integrasi keilmuan. "Untuk itu, PSIS akan mulai mensosialisasikan panduan ini ke setiap fakultas dengan target dosen-dosen muda," jelasnya. Dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan tidak adalagi staf pengajar yang mengabaikan integrasi ilmu umum dan agama saat mengajar.
Selama ini, masih kata Begum, integrasi keilmuan hanyalah sekadar objek diskusi dan perdebatan. Namun, implementasi nyata di ranah kampus masih minim. Tentu ini sangat miris, apalagi di UIN Malang yang mengangkat integrasi ilmu sebagai landasan keilmuannya. "Buku dan juga sosialisasi ini adalah bukti keseriusan PSIS dalam mendukung visi-misi kampus," papar dosen berkacamata ini.
Sosialisasi ini dihadiri dosen-dosen di UIN Malang serta dekan dan para wakil dekan. Tak hanya ketua PSIS, pembekalan tentang integrasi keilmuan juga diberikan oleh rektor, wakil rektor bidang kerjasama, dan dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan ketua LP2M. (nd)