Saat ini berjuta-juta mata masyarakat internasional tertuju pada sebuah negara di benua hitam, Afrika Selatan, untuk menyaksikan pesta olah raga paling populer di planet bumi ini. Ini untuk pertama kalinya hajatan akbar itu diselenggarakan di benua Afrika setelah sebelumnya di Asia (Jepang, Korea dan China). Afrika Selatan berhasil menjadi tuan rumah penyelenggaraan perhelatan akbar empat tahunan itu lewat perjuangan panjang dengan mengalahkan banyak pesaing dan dengan beberapa alasan. Pertama, Afrika Selatan ingin membuktikan dirinya mampu menyelenggarakan event olah raga itu sebagaimana bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Event internasional bukan sembarang event. Di dalamnya ada kekuatan mengorganisasi seluruh resources, dana, semangat kerja keras, politik, kekuatan ekonomi, dan teknologi yang mendukung ketersediaan sarana dan prasarana kegiatan.
Sabtu, 12 Juni 2010, saya menghadiri pengukuhan Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si., sebagai guru besar Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Menurut laporan Dekan FAI, Prof. Tobroni merupakan guru besar ketiga di fakultas yang khusus mengkaji agama Islam tersebut. Dengan tambahan guru besar baru ini, Fakultas Agama Islam itu akan semakin mantap dalam menjalankan visi dan misinya sebagai bagian dari Universitas Muhammadiyah. Sebagai guru besar di Bidang Filsafat Pendidikan Islam, Prof. Tobroni menyampaikan pidato pengukuhan yang sangat menarik dan cukup up to date dengan judul “Rekontsruksi Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Pekerjaan paling berat yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul adalah analisis data. Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Selain itu, analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis.
Yth. Yth. Bapak/Ibu Dekan
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang berkembang sejak era 1980’an. Tujuannya untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu, mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu melalui pengakuannya. Sebagai jenis penelitian kualitatif, studi tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.
Saat ini orang mengenalnya sebagai era globalisasi, di mana arus informasi dan hubungan antarmanusia sedemikian intensif. Dunia terasa semakin sempit dan waktu pun berlalu demikian cepat. Globalisasi telah membuat arus pertukaran atau perjalanan informasi, orang, barang, uang, teknologi, budaya, dan bahasa dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat dan intens. Saat ini nyaris tidak ada satu tempat pun di dunia yang steril dari budaya lain yang akhirnya membentuk budaya global. Saling membutuhkan, saling pengaruh dan pinjam meminjam budaya merupakan sebuah proses yang sangat wajar untuk pembentukan budaya baru.